Pertanianku — Nasi bungkus, pepes sampai tempe, seringkali menggunakan daun pisang sebagai pembungkus. Namun, kenapa daun pisang yang dijadikan sebagai pembungkus makanan? Kenapa bukan daun lain? Lalu, sejak kapan dan bagaimana asal mulanya?

Blog Rista Agustina menjelaskan bahwa pembungkus makanan adalah sebagai pelindung makanan yang menjaga dari kemungkinan kerusakan fisik, kimia, biologis, ataupun mekanis.
Daun pisang dinilai punya sejumlah faktor pendukung sebagai pembungkus makanan yang bisa melindungi makanan dari kerusakan. Daun pisang umumnya menjadi pembungkus makanan dalam berbagai kuliner Jawa.
Bahkan, orang Jawa punya banyak sebutan untuk berbagai teknik melipat daun pisang untuk membungkus makanan seperti misalnya pincuk, pinjung, takir, dan lain sebagainya.
Orang zaman dulu, memanfaatkan daun pisang sebagai pembungkus makanan karena belum ada kemajuan produksi yang dinamakan plastik. Jadi, satu-satunya cara membungkus makanan adalah dengan bahan-bahan alami, salah satunya daun pisang.
Daun pisang mempunyai penampang yang lebar dan panjang serta tidak memiliki getah yang membahayakan sehingga cocok untuk meletakkan atau membungkus makanan. Daun pisang tidak berpori sehingga makanan tidak basah merembes dan tidak mudah sobek ketika sudah dipanaskan.
Uniknya, daun pisang juga mengandung polifenol dalam jumlah besar, hampir sama dengan kandungan daun teh. Polifenol berbentuk EGCG ini menghasilkan aroma khas yang menambah rasa sedap makanan selain menjadi pembungkus makanan.