Pertanianku – Menjalankan usaha ikan lele memang tidak akan pernah ada matinya. Terlebih lagi saat ini banyak strain ikan lele yang memiliki keunggulan masing-masing. Selain itu, teknik pembudidayaan yang modern membuat produksi ikan lele jauh berkali-kali lipat. Hal inilah yang banyak membuat masyarakat tertarik terjun di dunia budidaya perikanan.
Salah satu strain ikan lele yang memiliki keunggulan adalah ikan lele masamo yang mulai banyak dibudidayakan. Bahkan, ikan lele masamo ini dapat mendongkrak hasil panen.
Dibanding lele jenis lainnya yang sudah dikembangkan terlebih dulu, lele masamo memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya memiliki pertumbuhan yang cepat, memiliki nafsu makan yang tinggi, lebih tahan terhadap penyakit, serta konversi pakannya rata-rata 0,8.
Keunggulan lainnya, dari benih lele masamo berukuran rerata 5—8 cm, dan dalam waktu sekitar 1,5—2,5 bulan sudah bisa dipanen dengan ukuran enam ekor 1 kilogram (kg). Berbeda dengan lele jenis lainnya paling tidak memerlukan waktu sekitar tiga bulan.
Melihat keunggulan lele masamo dibandingkan lele jenis lain, kini mulai banyak pembudidaya yang beralih menjalankan usaha pembenihan ataupun pembesaran lele masamo.
Meskipun kelihatannya banyak pembudidaya ikan lele yang telah sukses, bukan berarti menjalankannya selalu berjalan mudah. Berbagai macam kendala pasti akan datang menghampiri. Namun, jika kita mengelolanya dengan baik, kendala-kendala tersebut pasti dapat diminimalisir.
Salah satu pembudidaya lele masamo adalah Tri Prayudhi. Pria yang telah beberapa tahun ini menjadi seorang pembudidaya ikan lele masamo mengatakan beberapa kendala dalam membudidayakan ikan lelenya terjadi karena beberapa faktor seperti penyakit dan cuaca.
Pria yang akrab disapa Prayudhi ini mengatakan jika kualitas airnya baik, ketika musim kemarau dan musim hujan bukan menjadi suatu masalah. Namun, jika kualitas air buruk seperti meningkatnya pH air yang terlalu asam, dapat membuat lele terserang kondisi yang disebut “menggantung” di mana badan lele berdiri tegak. Untuk menghindari hal tersebut, usahakan pH air normal berada di kisaran 5,5—7. Jika berada di bawah 5 biasanya air akan terlalu asam. Jika ikan sudah telanjur terkena penyakit “gantung” biasanya Prayudhi tak mengobatinya dengan memakai obat, tetapi menggunakan herbal berupa buah mengkudu.
“Blender buah mengkudu matang hingga halus lalu kita puasakan ikan selama 1 hari sebelum diberi buah mengkudu,” ungkap Prayudhi.
Kendala utama dari usaha pembesaran lele masamo ialah kualitas benih yang rendah sehingga memperlambat umur panen dan membuat petani merugi. Kendala lain dalam hal pakan yang selama ini menjadi momok karena harus impor dan harga pakan yang naik turun mengikuti kurs dolar AS. Jika pakan diborong oleh bandar, banyak petani yang merugi sehingga harus gulung tikar karena permainan bandar. Hal itu bisa disiasati dengan penggunaan pakan alami alternatif seperti ampas tahu dicampur dedak dan probiotik.