Bekatul Berpotensi Menjadi Bahan Pangan Fungsial Bergizi

Pertanianku Bekatul memang dikenal sebagai bahan pakan ternak seperti ayam atau sapi. Bahan pakan ini didapatkan dari limbah penggilingan padi. Bahan pakan tersebut sering digunakan karena harganya yang murah dan mudah untuk didapatkan. Namun, tahukah Anda bahwa bekatul sebenarnya juga bisa dikonsumsi manusia sebagai bahan pangan bergizi.

bekatul
foto: pertanianku

Masih banyak yang menganggap bekatul dan dedak sama. Secara kasat mata memang kedua bahan ini hampir sama dan sulit dibedakan. Selain itu, kedua bahan tersebut sama-sama berasal dari hasil sampingan penggilingan padi.

Namun, jika ditelisik lebih jauh, bekatul sendiri memiliki tekstur yang lebih halus karena bekatul merupakan limbah pertanian yang didapatkan dari proses penyosohan kedua. Sementara itu, dedak merupakan hasil penyosohan pertama sehingga teksturnya lebih kasar karena masih terdapat serat dan kulit padi.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan), Dr. Priatna Sasmita mengatakan kedua hasil sampingan dari penggilingan padi tersebut hampir sama. Namun, beberapa tahun terakhir ini bekatul sering menjadi perhatian sebagai pangan fungsional karena bisa dikonsumsi oleh manusia.

Berdasarkan hasil penelitian, bekatul mengandung beberapa senyawa fenolis dan kaya akan serat, pangan, vitamin, serta mineral.

“Keduanya sama-sama berasal dari limbah penggilingan padi hasil proses penyosohan, namun yang membedakan adalah bekatul dapat dikonsumsi dan dijadikan pangan fungsional yang bermanfaat bagi kesehatan seperti antikanker, antihipokolesterolemik, dan aniaterogenik,” papar Priatna seperti dikutip dari laman litbang.pertanian.go.id.

Priatna juga menjelaskan, bahwa hingga saat ini pemanfaatan hasil sampingan dari penggilingan padi masih sangat terbatas. Bahkan, pada saat panen biasa hingga panen raya, bekatul masih sering terbuang begitu saja hingga menyebabkan lingkungan tercemar. Padahal, hasil sampingan penggilingan padi tersebut memiliki potensi yang besar jika dikelola dengan baik, bisa menjadi bahan pangan dan menjadi pendapatan bagi petani.

“Bekatul memiliki potensi yang besar dan mempunyai nilai guna dan ekonomi yang baik apabila ditangani dengan benar dan bisa berdampak positif meningkatkan nilai tambah pada sistem bioindustri pertanian di pedesaan,” ujar Priatna.