Pertanianku — Indonesia dikenal sebagai negara penghasil rempah-rempah. Tak heran jika kuliner Nusantara selalu khas dengan rasa rempah-rempah yang kuat. Kekayaan rempah-rempah tersebut membuat banyak jenis bumbu yang tercipta. Salah satunya bumbu yang dibuat dengan fermentasi. Bumbu masakan fermentasi membuat cita rasa masakan semakin gurih dan sedap. Berikut beberapa bumbu masakan fermentasi yang dimiliki oleh Indonesia.
Terasi/belacan
Terasi merupakan bumbu masakan khas dari Cirebon, Jawa Barat. Terasi dibuat dari udang rebon atau udang kecil-kecil yang berwarna keputihan, ikan selar, ikan badar, ataupun ikan teri karawang yang difermentasikan berbentuk seperti pasta dan berwarna hitam kecokelatan atau kemerahan. Warna hitam pada terasi disebabkan oleh pigmen ikan, sedangkan warna merah disebabkan oleh pigmen udang.
Terasi memiliki bau serta rasa yang khas ketika diolah. Sering kali seseorang yang tidak menyukai bau yang menyengat akan kurang suka dengan terasi.
Tempoyak
Tempoyak merupakan daging durian yang difermentasikan hingga memiliki rasa asam gurih. Cara pembuatan tempoyak dilakukan dengag melumatkan daging buah durian, lalu ditambahkan garam. Daging yang sudah dilumatkan akan disimpan selama 3—10 hari dalam wadah tertutup.
Bekasam
Bekasam merupakan produk fermentasi yang berbahan dasar ikan dan banyak dijumpai di Sumatera Selatan. Ikan yang digunakan untuk membuat bekasam adalah ikan air tawar alami yang difermentasikan dengan nasi atau tapai ketan, lalu disimpan di dalam guci selama beberapa hari.
Tauco
Tauco merupakan produk fermentasi yang menggunakan kedelai non GMO sebagai bahan dasar. Di Indonesia, tauco berperan sebagai bumbu pelengkap masakan. Tauco sendiri diduga merupakan makanan yang diadaptasi dari Cina.
Cabuk
Cabuk terbuat dari bungkil wijen yang dikukus dan ditambahkan dengan air abu merang, lalu didiamkan selama 36—48 jam pada suhu ruang untuk difermentasikan. Proses fermentasi akan menghasilkan bola-bola adonan yag berwarna cokelat kehitaman seperti tanah liat.
Semanyi
Semanyi adalah produk fermentasi yang menggunakan ampas kelapa sebagai bahan baku. Ampas kelapa diparut, lalu dibungkus dengan daun pisang dan dikukus selama 15 menit. Setelah dikukus, semanyi diperas untuk menghilangkan airnya. Setelah itu, diperam selama 3—4 hari pada suhu ruangan (fermentasi spontan).