Beras Banyuwangi Tembus Amerika Serikat

Pertanianku – Kelompok Petani Mendo Sampurno di Desa Sumberbaru Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi Jawa Timur, mengembangkan 20 varietas padi organik lokal menggunakan plasma nutfah. Hasil produksi dari persilangan jenis padi lokal itu tergantung berdasar ketinggian. Dengan metode System of Rice Intensification (SRI), diketahui dapat menghasilkan panen mencapai 9 ton per hektar.

Beras Banyuwangi Tembus Amerika Serikat

Sebagaimana dilansir DetikFinance (22/4), Samanhudi Ketua Kelompok Tani Mendo Sampurno, menjelaskan, “ketika melakukan panen raya padi organik menjabarkan, 20 varietas padi organik lokal itu 16 di antaranya merupakan beras merah dan 4 jenis beras hitam. Jenis padi lokal tersebut dinamai dengan beberapa nama lokal Banyuwangi seperti, Kaliweni, Kalibaru, Watudodol, dan Watukebo.”

Produksi beras organik juga berdasar ketinggian. Menurut Samanhadi, di ketinggian 0–100 meter/dpl bisa dihasilkan 9 ton/hektar, 100–200 meter/dpl mencapai 7 ton/hektar. Sementara di ketinggian 200-900 meter/dpl mencapai 4,5–5,5 ton/hektar. Areal pengembangan padi organik kini mencapai 70 hektar yang tersebar di beberapa kecamatan di Banyuwangi.

“Hasil produksi bervariasi menurut dengan ketinggian. Areal pertanaman padi organik mulai meluas, sekarang mencapai 70 hektar di Kecamatan Kalibaru, Glenmore, Sempu, Genteng, Singojuruh, Kabat dan Licin,” ujar Samanhadi

Kerja keras para petani ini akhirnya membuahkan hasil serta meningkatkan kesejahteraan para petani. Pasalnya harga beras organic saat ini cukup tinggi. Untuk harga beras merah saat ini, ungkap Samanhadi, berkisar antara Rp 22.000 hingga Rp 25.000. Sementara beras hitam mencapai angka Rp 50.000.

Setiap bulan kelompok pertanian ini juga memenuhi permintaan beberapa pasar baik dari dalam dan luar negeri. Untuk dalam negeri, beras organis dijual ke Bali dan Jakarta, sementara untuk pasar ekspor dikirim ke China, Qatar, Belanda dan Amerika Serikat.

“Kita ada 8 merk dagang yang sudah dipasarkan ke beberapa kota dan negara. Dari Bali, Bogor, Jakarta meminta beras organik dari Banyuwangi. Kita juga memenuhi permintaan PT Healthy Choices Jakarta yang ekspor ke Amerika. Itu rata-rata 3–4 ton per bulan,” ungkap Sirtanio, Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S).

Pada kesempatan tersebut, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersama beberapa pejabat struktural ikut melakukan panen padi organik yang merupakan varietas unggulan. Anas menyempatkan diri untuk meninjau varietas baru hasil pengembangan plasma nutfah.

Dari 20 varietas baru yang dikembangkan oleh P4S, Anas diberi kesempatan oleh para kelompok tani untuk memberi nama salah satu varietas baru sesuai namanya, yaitu A3. “Ini varietas padi baru yang tanpa menghilangkan kekhasan lokalnya. Salah satunya beras hitam pulen, harum dan belum diresmikan. Diberi kesempatan petani ini untuk kasih nama A3 sesuai nama saya. Nanti kalau panen raya saya mau datang lagi,” ungkap Anas pada para petani.

Saat meninjau lokasi, Anas juga menengok tempat produksi dan pengemasan beberapa merek beras organik yang dikerjakan secara mandiri oleh kelompok tani. Ia menilai jika pengembangan padi organik di Banyuwangi mulai agresif dan terbukti dengan keberhasilan produksi tanam.