Pertanianku — Beras ketan pulut Mandoti merupakan jenis beras lokal, rasanya pulen, gurih, wangi, dan langka. Dilansir dari cybex.pertanian.go.id, Anda hanya bisa menjumpai beras ketan ini di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di Desa Salukanan, Desa Kendenan, dan Desa Pepandungan Kecamatan Baraka.
Beras ketan pulut Mandoti tumbuh di daerah pegunungan dengan ketinggian sekitar 700—1.000 m dpl dan kemiringan 60 derajat. Masyarakat Enrekang mengolah beras ini menjadi berbagai kuliner lezat dan khas Enrekang.
Beras ini hanya mampu tumbuh baik di Desa Salukanan, Kendenan, dan Pepandungan. Jika ditanam di luar ketiga daerah tersebut, beras yang dihasilkan tidak bisa memiliki aroma serta rasa yang sama.
Saat ini harga beras pulut Mandoti di pasaran mencapai Rp70.000 per liter. Tingginya harga beras ketan tersebut disebabkan oleh kualitasnya yang bagus, serta memiliki aroma dan wangi yang spesifik.
Beras dipanen setelah berumur enam bulan. Umur panen yang panjang menjadi salah satu penyebab harga beras ini melejit karena persediaannya sangat terbatas.
Beras mandoti bertekstur lengket dengan cita rasa yang khas dan harum. Warnanya seperti beras merah dan wanginya menyerupai beras pandan sehingga menarik perhatian orang-orang untuk mencobanya.
Saking harumnya, satu liter beras pulut Mandoti dapat digunakan untuk mengharumkan 40 liter beras biasa. Masyarakat biasanya akan mencampur beras ini dengan jenis beras biasa, tetapi aromanya tidak menghilang sama sekali.
Kelebihan lain yang dimiliki beras termahal ini adalah tidak mudah rusak jika dibandingkan dengan jenis pangan lainnya. Kandungan gizi beras termahal ini juga tidak kalah lengkap sehingga dapat dimanfaatkan untuk menunjang program diversifikasi pangan.