Pertanianku — Jamur merang yang sudah dipanen dapat dipasarkan dalam berbagai bentuk olahan, seperti segar, kering, kalengan, asinan, dan pasta. Berikut ini ulasan lebih dalam mengenai bentuk olahan jamur merang.
Bentuk segar
Jamur merang lebih sering dijual dalam bentuk segar. Namun, daya tahan jamur segar sangat singkat dan ini sering menjadi kendala para pembudidaya dan penjual. Jamur tersebut harus ditangani dengan baik agar daya simpannya bertambah lebih lama sehingga jamur masih bisa terjual dengan baik.
Untuk menjaga kesegaran, jamur perlu dibungkus dengan kain batis atau kain akas, kemudian disimpan di dalam refrigerator bersuhu 15°C. Setelah itu, jamur dikemas dalam styrofoam chest dengan es batu di bagian dasar kotak styrofoam. Jamur segar juga perlu dikemas dalam wadah datar yang sudah dialasi dengan daun pisang.
Jamur segar hanya bisa bertahan selama empat hari dengan suhu ruang penyimpanan sebesar 15°C. Jamur lebih mudah membusuk jika disimpan dengan suhu 20°C.
Bentuk kering
Jamur kering juga terbilang laku di pasaran walaupun kualitasnya tidak sebaik jamur segar. Jamur yang akan dikeringkan akan dibelah secara memanjang, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Pengeringan dapat dilakukan dengan udara panas atau oven bersuhu 40°C yang kemudian akan dinaikkan secara perlahan-lahan hingga mencapai 45°C. Pengeringan dilakukan hingga jamur kehilangan 10 persen dari berat basahnya.
Bentuk kalengan
Jamur kalengan merupakan salah satu olahan jamur terbaik karena daya simpannya dapat berlangsung lebih lama. Pengalengan dapat dilakukan untuk skala industri kecil.
Bentuk asinan
Jamur yang dibentuk menjadi asinan dapat bertahan lama. Asinan dibuat dengan cara mem-blanching jamur selama lima menit di dalam air mendidih. Setelah itu, jamur didinginkan di dalam air dingin. Jamur kemudian dipindahkan ke dalam stoples bermulut lebar, lalu ditambahkan garam 22 persen, sedikit cuka, vitamin C, atau asam sitrat untuk membuat warna jamur menjadi lebih segar. Selanjutnya, dinginkan wadah dan tutup rapat botol.
