Berbagai Teknik Persemaian Asam Gelugur

Pertanianku Tanaman asam gelugur dikenal bisa tumbuh hingga ratusan tahun. Selain itu, satu pohon asam gelugur mampu menghasilkan hingga 400 kilogram dalam setahun.

Tanaman asam gelugur
Foto: tropenfielvalt

Tanaman ini juga bisa berbuah sepanjang waktu, dan mencapai puncak panen raya pada penghujung musim hujan dan penghujung musim kemarau.

Asam gelugur bisa dibudidayakan menggunakan beberapa teknik. Teknik tersebut antara lain melalui penyemaian biji, sambung pucuk, dan setek akar. Sifat kelamin tanaman asam gelugur tidak bisa diubah dengan berbagai perlakuan.

Beberapa tahapan persemaian yang bisa dilakukan jika Anda ingin melakukan budidaya asam gelugur sebagai berikut.

Asam gelugur yang disemai dari biji memiliki beberapa keunggulan. Pertama, persentase perkecambahan asam gelugur cenderung tinggi. Keberhasilan dari biji hingga siap tanam dapat mencapai di atas 50 persen.

Tanaman asam gelugur yang ditumbuhkan dengan cara ini baru bisa berbuah pada umur sekitar tujuh tahun. Persentase pohon jantan biasanya berkisar 20—30 persen.

Pembiakan asam gelugur juga bisa dengan cara vegetatif. Cara ini meliputi sambung pucuk dan disusun. Keuntungan metode ini adalah pohon asam gelugur cepat berbuah, tumbuh tidak terlalu tinggi, memiliki sifat yang sama dengan induknya, dan pasti merupakan tumbuhan betina.

Kelemahan metode vegetatif ini adalah sulit karena cabang ideal yang baik untuk dikembangkan sangat terbatas. Hanya cabang puncak yang tegak ke atas yang bisa disambung atau disusun.

Jika menggunakan cabang samping, tanaman akan tumbuh ke samping meski sudah ditopang. Pemotongan tunas dan cabang samping pada pohon asam gelugur juga tidak mampu membuat pohon ini tumbuh tegak ke atas.

Asam gelugur juga bisa dikembangkan dengan cara setek. Jika asam gelugur dikembangkan dengan metode setek, jumlah yang didapat hanya bisa sedikit.

Mereka tidak akan memiliki akar tunggang sehingga pohon mudah tumbang. Umur tanaman dengan metode setek hanya bisa bertahan hingga 30—35 tahun. Buah yang dihasilkan pun tidak banyak. Hal ini karena postur pohon yang memang lebih kecil.

Kelebihan metode setek asam gelugur dibanding metode lain adalah bibit yang ditanam pasti merupakan betina. Selain itu, asam gelugur ini akan mengikuti sifat indukannya. Pohon ini juga lebih cepat berbuah, yakni pada tahun ke-5—5,5 setelah penanaman.