Beri Semangat Petani Indramayu, HKTI Gelar Klinik Pertanian

Pertanianku — Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menggelar klinik pertanian di Desa Nunuk, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Kegiatan tersebut bertujuan agar penurunan produksi padi di wilayah itu tidak terjadi lagi pada musim tanam berikutnya.

klinik pertanian
Pertanianku

“Dengan teknologi, kita bertani dengan kepastian, bukan semoga,” kata Ketua Umum HKTI Jenderal (Purn), Moeldoko dikutip dari Antara Indramayu, Kamis (23/11).

Penurunan produksi padi di Desa Nunuk, Indramayu ini terjadi 50—60 persen karena serangan hama dan virus. Petani rata-rata hanya bisa memanen 4—5 ton per hektare dan jumlah ini sangat jauh dari hasil yang diharapkan.

Untuk itu, Moeldoko mengajak para petani agar segera bangkit dan kembali bekerja keras di musim tanam berikutnya. Dia memaparkan bagaimana proses pertanian yang baik, mulai dari pembenihan, pemupukan, pemberantasan hama, hingga aspek teknologi pertaniannya.

Moeldoko mengungkapkan, petani binaannya di sejumlah daerah bisa memanen sedikitnya 9 ton per hektare berkat bantuan teknologi. Mereka menggunakan benih padi M70D dan M400 yang merupakan hasil teknologi Moeldoko.

“Keunggulannya, M70D bisa dipanen hanya dalam waktu 70 hari, sementara M400 memiliki 400 bulir padi per tangkai,” katanya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan tentang hasil dua varietas benih itu, yaitu di Malang 9,2 ton, Jember 9,3 ton, dan Jombang 9,5 ton. Ia mengatakan, sukses panen di Indramayu, ternyata tidak merata oleh semua desa di kabupaten tersebut. Oleh sebab itu, dia turun langsung untuk menyemangati para petani.

“Saya anak petani, jadi saya bisa memahami kesulitan para petani di sini,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Nunuk, Mashadi menyampaikan ucapan terima kasih kepada Moeldoko yang sudah berbagai ilmu dan pengalaman kepada petani di wilayahnya.

“Banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kami ambil dari klinik pertanian oleh Bapak Moeldoko hari ini. Semoga ini adalah titik balik kita untuk meningkatkan produksi pertanian ke depannya,” tukasnya.