Pertanianku – Penyakit merupakan ancaman serius dalam pemeliharaan pullet atau ayam petelur karena menyebabkan pertumbuhan terhambat, bahkan merusak organ reproduksi yang penting dalam menentukan produktivitas ayam petelur. Jika organ reproduksi ayam tidak tumbuh dengan sempurna atau mengalami kerusakan akibat penyakit tertentu, bisa dipastikan produksi telur tidak akan tinggi atau bahkan tidak ada produksi sama sekali. Berikut empat kerugian jika ayam terkena penyakit.
- Pembengkakan FCR
FCR adalah banyaknya pakan yang digunakan untuk menghasilkan 1 kg daging. Artinya, semakin kecil FCR berarti penggunaan pakan semakin efisien. Penyakit erat kaitannya dengan FCR dan dapat menyebabkan pembengkakan FCR. Hal itu karena nutrisi pakan tidak digunakan untuk pertumbuhan, tetapi untuk memulihkan kondisi tubuhnya yang tidak normal. Akibatnya, bobot ayam tidak bertambah, bahkan terkadang mengalami penurunan. Masa pemeliharaan pun menjadi lebih lama untuk mengejar bobot sesuai dengan standar sehingga biaya meningkat.
Misalnya standar bobot badan pullet umur 13 minggu 1,14 dan FCR standarnya 3,421. Namun, karena ayam sakit bobot 1,14 dicapai pada umur 14 minggu dengan FCR 3,772. Artinya, terdapat selisih FCR sebesar 0,351. Jika harga pakan per kg Rp6.200, terdapat pemborosan biaya sebesar Rp6.200 x 0,351 = Rp2.176 per kg bobot ayam atau Rp2.480 per ekor.
- Mortalitas meningkat
Penyakit dapat menyebabkan kematian pada ayam dan angkanya tergantung jenis dan tingkat keparahan penyakit. Semakin tua umur ayam, semakin besar kerugian yang diakibatkan oleh kematian ayam. Misalnya pada kondisi normal mortalitas ayam sampai pullet sekitar 5%. Jika terkena penyakit gumboro kematian bisa mencapai 10%. Jika jumlah ayam 1.000 ekor, 5% berarti 50 ekor x Rp8.000 (harga DOC) = Rp400.000. Jumlah tersebut belum termasuk pakan yang sudah dimakan ayam.
- Pembengkakan biaya pengobatan
Ayam yang sakit tentunya harus diobati sesuai dengan jenis penyakitnya. Tentu saja akan ada tambahan biaya pengobatan. Semakin banyak dan sering ayam sakit, semakin besar pula biaya yang dikeluarkan.
- Penurunan harga jual
Tujuan pemeliharaan pullet adalah menjadikannya ayam layer produksi. Harga jual pullet biasanya dihitung per minggu berkisar Rp3.000—4.000/minggu/ ekor. Beda halnya dengan pullet sakit, perhitungannya per kg daging ayam sakit. Hal itu karena pembelinya juga bukan bertujuan untuk dipelihara menjadi ayam layer, tetapi untuk konsumsi. Jika per ekor pullet umur 13 minggu bisa mencapai Rp52.000 per ekor, pullet sakit biasanya hanya Rp12.000—15.000 per kg, tergantung tingkat keparahan penyakitnya.
Sumber: Buku Bisnis Pembesaran Pullet