Pertanianku — Melalui inovasi teknologi, produksi benih kentang dan krisan dapat menghasilkan kualitas dan kuantitas yang menjanjikan bagi petani. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Gowa ST Hasnawati.

Menurutnya, PB Paguyuban Putra merupakan model penangkar benih hortikultura ideal. Penangkar benih ini ditunjang sarana dan prasarana produksi benih yang tergolong modern dan SDM yang kompeten serta memiliki jiwa enterpreneurship yang tinggi. Melalui PB Paguyuban Putra, kata dia, lahir sejumlah petani dan pengusaha yang kompeten.
“Kehadiran PB Paguyuban Putra ini cukup memberi semangat dan warna baru kepada usaha agribisnis krisan maupun kentang di Malino,” kata Hasnawati melalui siaran pers, Senin (20/5).
Salah satu pengusaha dari PB Paguyuban Putra Gowa, Andi Narizwan mengatakan, usaha menumbuhkembangkan penangkaran benih kentang dan krisan melalui teknologi dan inovasi cukup memberikan dampak positif.
Ia menuturkan, sejalan dengan besarnya potensi pasar dan gairah petani yang ada saat ini, pemerintah diharapkan dapat lebih memberikan perhatian kepada penguatan industri perbenihan pada kedua komoditas tersebut.
“Bantuan pemerintah lain berupa gudang pascapanen, peralatan packing dan genset pembangkit listrik di Malino ini tentunya akan sangat berarti bagi kami dalam mewujudkan produk krisan bermutu serta mendukung percepatan realisasi program Malino Kota Bunga sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Pemerintah,” ujar Andi.
Sementara itu, Kasi Produksi Benih Hortikultura Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Langgeng Muhono mengatakan, untuk penangkar kategori UMKM, keberanian PB Paguyuban Putra berinvestasi laboratorium kultur jaringan adalah hal yang cukup berani dan patut diapreasiasi.
Berada di lahan seluas 5 hektare, penangkar tersebut memiliki fasilitas screen house sebanyak 14 buah dan laboratorium kultur jaringan sebanyak 1 unit. Adapun karyawan yang dimiliki berjumlah 22 orang.
Saat ini, tidak kurang terdapat 40 varietas krisan yang dikembangkan antara lain varietas pelangi, puspita nusantara, yulimar, solinda, pompon dan lainnya. Sementara, varietas benih kentang yang diproduksi adalah Granola L.
Untuk kapasitas produksi benih krisan, rata-rata mencapai 450 botol plantlet dalam sebulan. Sementara, kentang sekitar 400 botol plantlet per bulan dan produksi benih kentang per musim untuk kelas G1 sebanyak 1,5 ton, kelas G2 sekitar 6 ton, dan G3 sebanyak 30 ton.
“Benih-benih hasil kultur jaringan sebagian besar masih digunakan sendiri,” kata dia.