Berkat Mahkota Dewa, Wanita Ini Raup Omzet Rp250 Juta per Bulan

Pertanianku – Mahkota dewa merupakan salah satu tanaman yang memiliki manfaat luar biasa. Mahkota dewa biasanya digunakan sebagai obat herbal. Ramuan herbal mahkota dewa biasa diolah dan dijadikan ekstrak untuk menyembuhkan beberapa penyakit secara alami tanpa harus mengonsumsi obat-obatan kimia.

berkat-mahkota-dewa-wanita-ini-raup-omzet-rp250-juta-per-bulan

Ramuan herbal satu ini pun juga cukup populer di kalangan masyarakat karena keampuhannya menyembuhkan beberapa penyakit. Bahkan, beberapa orang menjadikan mahkota dewa sebagai ladang bisnis. Pasalnya, mahkota dewa memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi jika dijadikan ramuan herbal.

Salah satu yang menekuni usaha ini adalah seorang wanita bernama Ning Harmanto yang berasal dari Yogyakarta. Ia membuat ekstrak mahkota dewa untuk menyembuhkan beragam penyakit. Dan, usahanya pun memberikan hasil yang maksimal dan membawanya pada kesuksesan.

Ning Harmanto berhasil mengembangkan bisnis farmasi berkat inovasi memanfaatkan ekstrak buah mahkota dewa menjadi berbagai produk herbal yang mudah diterima masyarakat.

Namun siapa sangka, ide awal memanfaatkan buah mahkota dewa ini justru muncul bukan untuk kepentingan komersil. Idenya datang dari keinginan kuat menyembuhkan ibunda tercinta yang kala itu tengah menderita komplikasi penyakit hingga divonis dokter berumur pendek hanya hitungan hari.

“Selama mengonsumsi jamu ini, kondisi ibu berangsur membaik dan bertahan hidup selama 3 tahun hingga akhirnya beliau meninggal pada usia 80 tahun,” tutur Ning memulai kisahnya, seperti melansir dari detikFinance (14/12).

Dari pengalaman membuat jamu tradisional, Ning kemudian mengajak rekan-rekan yang tak lain adalah tetangga yang tinggal di sekitar rumahnya di Rawa Badak, Jakarta Utara, mendirikan perkumpulan yang diberi nama Kelompok Wanita Tani Bunga Lili.

Kelompok ini melakukan berbagai kegiatan positif dari mulai menanam, meracik, hingga mengemas hasil racikan berbagai produk herbal yang bisa diterima masyarakat. Kelompok ini memiliki keinginan dan keyakinan, jamu dapat membantu dan menyembuhkan penyakit yang menurut medis tidak dapat diobati.

Melakukan kegiatan tani di perkotaan, tentu bukan perkara gampang. Keterbatasan lahan sudah barang tentu menjadi kendala yang dihadapi Ning bersama rekannya.

Keterbatasan lahan tak menghalangi Ning menyemai apotek hidup. Ning memutuskan untuk menerapkan sistem vertikultur dalam bercocok tanam. Saking seriusnya Ning mengelola kelompok taninya itu, ia sempat mendapat bimbingan dari Suku Dinas Pertanian Jakarta Utara.

Lewat kelompok tani ini juga, Ning mengembangkan inovasinya dengan melakukan penelitian khasiat lain mahkota dewa. Tak berhenti di situ, berbagai kombinasi ramuan dengan tambahan produk herbal lainnya pun mulai dilakukan Ning. Berbekal ratusan buku literatur produk herbal, Ning semakin giat berinovasi.

“Mahkota dewa dikombinasikan dengan tanaman lain seperti sambiloto, temu mangga, tapak liman, temulawak, mengkudu, bangle, sidaguri, umbi daun dewa dan banyak tanaman obat lainnya. Tergantung penyakitnya apa,” jelas Ning.

Lalu pada 3 Januari 2003, akhirnya didirikanlah PT Mahkota Dewa Indonesia, untuk semakin melebarkan sayapnya di dunia farmasi yang berskala industri.

Saat itu, Ning hanya bisa mempekerjakan 10 orang pegawai. Seluruh kegiatan produksi dan operasional dilakukan di bangunan dua lantai di atas lahan seluas 327 meter persegi yang selama ini digunakannya sebagai klinik.

Akhirnya ia pun terus mengembangkan usahanya dengan menambah keandalan dan kualitas produksi usaha yang dirintisnya ini. Kliniknya telah dilengkapi peralatan medis sederhana dan seorang dokter yang difungsikan untuk melakukan analisis medis.

Untuk menjaga khasiat dan meningkatkan kualitas produk, PT Mahkota Dewa Indonesia melakukan penelitian ilmiah bekerja sama dengan kalangan medis atau dokter, peneliti, dan juga pusat studi Biofarmaka.

Hingga saat ini produknya pun semakin dikenal masyarakat luas. Berita soal khasiat mahkota dewa racikan Ning pun menyebar seperti spora bunga yang tertiup angin. Saat ini Ning telah memiliki sekitar 60 orang karyawan.

“Dalam 1 bulan Mahkota Dewa berhasil menjual 2.000 botol dan meraup omzet Rp 250 juta—Rp 300 juta dalam 1 bulan. Bahkan, produk kami sudah sampai mancanegara, dan sudah dikonsumsi oleh masyarakat Asia dan Eropa,” tutur Ning.