Pertanianku — Tanaman mangga kerap mengalami gangguan dari tungau yang menyerang bagian daun dan rangkaian bunga. Tungau yang menyerang tanaman mangga bermacam-macam spesiesnya. Tungau tanaman mangga yang sering menyerang antara lain Paratetranychus yothersi McG, P. mangiferus Rahman &Sapra, Hemitarsonemus latus Banks, dan Eriophyes mangiferae Hassan.

Tungau P.yothersi berwarna merah, kerap menyerang tanaman mangga dengan cara memakan permukaan daun di bagian atas sehingga daun berubah warna menjadi hijau pucat lalu tampak seperti adanya tepung. Selain mangga, tungau ini sering ditemukan menyerang tanaman avokad. P. mangiferus juga sama-sama tungau yang menyerang daun mangga bagian atas.
Adapun Hemitarsonemus latus merupakan tungau yang menyerang bagian permukaan bawah daun mangga. Tungai ini sangat sulit dilihat oleh mata telanjang karena ukurannya sangat kecil dan tidak berwarna. Keberadaan tungau baru bisa terlihat setelah gejala serangan muncul, seperti pucuk daun mengerucut, tepi daun menggulung, dan permukaannya mengilap. Daun yang sudah terserang H. latus akan rontok.
H. latus dapat berkembang biak dengan cepat di lingkungan yang lembap, seperti bagian-bagian tanaman yang terlindungi dari cahaya matahari. Ketika populasinya meningkat, kerontokan daun akan bertambah menjadi sangat parah.
Tungau terakhir yang kerap menyerang tanaman mangga adalah Eriophyes mangiferae. Tungau ini menyerang bagian rangkaian bunga. Rangkaian yang sudah diserang tungau akan tumbuh pendek dan bunga-bunganya menjadi satu berkas dengan daun-daun rudimenter menyerupai sapu. Sementara itu, rangkaian bunga yang normal tumbuh memanjang.
Rangkaian bunga yang sudah terserang tungau tidak akan menghasilkan buah. Seandainya menghasilkan, buah tersebut akan gugur ketika masih muda. Serangan tungau E. mangiferae akan menimbulkan gejala seperti gerombolan daun-daun kecil pada pucuk atau ketiak daun, tanaman menjadi kerdil, dan pertumbuhannya sangat lemah.
Serangan tungau-tungau tersebut dapat dikendalikan dengan menyemprotkan tepung belerang dan akarisida organik. Bahan yang digunakan adalah biji mimba yang diolah menjadi tepung. Anda perlu menyediakan 2,5 kg tepung biji mimba yang kemudian direndam selama 16–18 jam di dalam 20 liter air. Setelah itu, air disaring dan filtratnya dimasukkan ke 200 liter air. Ramuan ini dapat digunakan untuk menyemprot lahan seluas 1 hektare.