Pertanianku — Biochar (arang) bisa menjadi pembenah tanah murah bagi petani, yang turut menyelamatkan lingkungan dari limbah pertanian. Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Balai Penelitian Tanah, Neneng Laela Nurida, Minggu (15/4/2018).
Berdasarkan catatan Balai Penelitian Tanah, pertanian Indonesia setiap tahun menghasilkan sekitar 25,4 juta ton limbah. Limbah itu terdiri atas tempurung kelapa, sekam padi, kulit buah kakao, tempurung kelapa sawit, tongkol jagung, dan batang singkong.
Neneng mengatakan, petani biasanya hanya membuang, membiarkan di lahan, dibakar, atau untuk pakan ternak dan mulsa. Sebenarnya, menurut dia, limbah tersebut sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai pembenah tanah dalam bentuk arang atau biochar untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Biochar dalam bidang pertanian terutama berfungsi untuk menurunkan keasaman tanah dan meningkatkan ketersediaan hara. Selain itu, juga dapat mengikat hara supaya tidak mudah hanyut dibawa air.
Neneng menjelaskan, terdapat sedikit perbedaan dalam proses pembuatan arang yang dikenal masyarakat, dengan biochar yang berfungsi sebagai pembenah. Biochar yang bermanfaat bagi tanah, diproduksi melalui pembakaran tidak sempurna.
Ia menuturkan, penggunaan biochar pada lahan dengan keasaman tinggi atau pH sekitar 3—5 dapat meningkatkan pH sehingga tanaman bisa tumbuh dengan baik. Biochar bila diberikan di daerah yang kurang air atau hujannya hanya sedikit, juga dapat mengikat air yang terbatas sehingga lebih tersedia bagi tanaman.
Pemberian biochar di lahan dapat dengan cara disebar, dilarik (jalur tanaman) secara merata, dan dibenam ke lubang tanam. Menurut Neneng, aplikasi dengan cara disebar dilakukan dengan membenamkan biochar bersamaan dengan pengolahan tanah terakhir. Jika diaplikasikan secara larikan di jalur lubang tanam, biochar ditutup dengan tanah sebelum dilakukan penanaman.
“Aplikasi dengan cara disebar lebih praktis, namun risiko terangkut aliran air pada saat hujan lebih tinggi dibandingkan dengan cara larik atau pada lubang tanam. Aplikasi secara larikan atau pada lubang tanam membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak,” ujarnya.
Neneng menyebutkan, selama ini bahan pembenah tanah yang digunakan petani umumnya pupuk kandang, kompos, dan biomas tanaman, yang mana tanah akan cepat melapuk dan pengaruhnya hanya bersifat sementara. Menurutnya, biochar merupakan pembenah tanah alternatif yang potensial untuk memperbaiki lahan yang telah terdegradasi.