Biologi Ikan Nila

Pertanianku – Nila merupakan ikan konsumsi yang hidup di air tawar dan diintroduksi ke Indonesia dari Afrika tahun 1969. Ikan ini secara domestik berasal dari sungai Nil sehingga disebut ikan nile. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile tilapia.

Secara alami, ikan nila ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika Timur sampai ke Kongo dan Liberia, yaitu di Sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Ikan nila disukai oleh kalangan pembudidaya karena mudah dipelihara, rasanya enak, dagingnya tebal, serta tidak ada duri kecil dalam dagingnya sehingga mempunyai pangsa pasar yang cukup tinggi. Jika ikan nila dibudidayakandi tambak, dagingnya akan lebih kenyal, tekstur lebih padat dan rasany lebih gurih, serta tidak berbau lumpur. Oleh karena itu, ikan nila banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri fillet dan bentuk-bentuk olahan lainnya.

Dewasa ini ikan nila sudah dibudidayakan di beberapa daerah di Indonesia, baik melalui budidaya air tawar dan tambak di kolam ataupun jaring apung. Baby fish nila sengaja dibudidayakan dan dipanenketika masih berukuran kecil, yaitu 5—8 cm. Budidaya baby fish nila tidak perlu waktu terlalu lama, yaitu hanya 30—45 hari. Baby fish nila memiliki ciri morfologi, yaitu tubuhnya berwarna kehitaman atau keabuan dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang sangat jelas. Panjang berkisar 5—8 cm dengan lebar 1—2 cm.

Secara umum, bentuk tubuh baby fish nila memanjang dan ramping dengan sisik berukuran kecil-kecil. Bentuk matanya besar dan menonjol dengan tepiberwarna putih. Gurat sisi (linea lateralis) terputus di bagian tengah tubuh lalu berlanjut lagi, tetapi letaknya lebih ke bawah dibandingkan dengan letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik pada gurat sisi sebanyak 34 buah. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip duburnya memiliki jari-jari yang masih lemah berupa tulang rawan,belum sebagai tulang keras. Sirip punggung dan sirip dada berwarna hitam, pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam.

Nila memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (ventral fin), sirip dubur (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat. Ukuran kepalanya relatif kecil dengan mulut berada di ujung kepala dan mata dengan ukuran cukup besar dibandingkan dengan ukuran kepalanya.

Pada baby fish nila belum tampak perbedaan alat kelaminnya.Ikan nila baru dapat dibedakan jenis kelaminnya serta diketahui perbedaan jantan dan betina setelah berat badannya mencapai 50 g. Perbedaan ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di samping lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma.

Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih gelap dengan tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan kokoh, sedangkan pada ikan betina biasanyabagian perutnya besar. Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhansehingga ikan ini dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.

Ikan nila sangat mudah untuk berkembang biak, sekali memijah ikannila betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 300—1.500 butir tergantung pada ukuran tubuhnya. Ikan nila mempunyai kebiasaan yang unik setelah memijah, yaitu induk betinanya mengulum telur-telur yang telah dibuahi di dalam rongga mulutnya. Perilaku ini disebut mouthbreeder (pengeram telur dalam mulut).

Ikan nila berkerabat dekat dengan mujair (Oreochromis mossambicus) sehingga memiliki sifat sebagai ikan yang invasif apabila terlepas ke perairan umum. Genus Oreochromismemiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dan toleransi terhadap kualitas air pada kisaran yang lebar. Anggota anggota genus ini dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang ekstrem karena sering ditemukan hidup normal pada habitat-habitat di mana jenis ikan air tawar lainnya tak dapat hidup. Klasifikasi ikan nila (Oreochromis niloticus), menurut Saanin (1984) dalam Setiawan, (2012) sebagai berikut.

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Osteichtyes

Subkelas : Acanthoptherigii

Ordo : Percomorphi

Subordo : Percoidae

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

 

Sumber: Buku Penanganan dan Pengolahan Baby Fish Nila