Pertanianku – Permintaan dan harga jual yang tinggi merupakan faktor pendorong bagi petani untuk dapat mengembangkan usahanya. Upaya pengembangan jagung manis dapat dilakukan dengan pendekatan agribisnis, di mana semua aspek mulai dari penyediaan sarana produksi hingga pemasarannya mendapat perhatian secara proporsional. Pada sub-sistem usaha tani (on-farm activities), petani biasanya dihadapkan pada kendala dalam perolehan modal dan terbatasnya pasar.
Pada sub-sistem agroindustri (off-farm activities), kendala yang biasanya dihadapi adalah kesulitan dalam memperoleh bahan baku yang baik dan berkelanjutan. Kerja sama keduanya sangat diperlukan. Petani dapat mengakses modal dan pasar dari agroindustri, sedangkan agroindustri memperoleh bahan baku yang baik dan kontinu dari petani binaan.
Usaha tani jagung manis cukup menguntungkan dan layak untuk diusahakan yang ditandai dengan nilai R/C >1 yaitu 1,8—2. Artinya, setiap tambahan modal Rp1.000,00 akan diperoleh pendapatan sebesar Rp1.800,00— 2.000,00. Modal usaha tani jagung manis tidak terlalu besar, sebagaimana pada usaha tani cabai, tomat, atau kentang. Modalnya berkisar Rp10—15 juta.
Pendapatan yang diperoleh mencapai Rp18— 30 juta. Dengan demikian, keuntungan yang dapat diperoleh dapat mencapai Rp15 juta untuk satu musim tanam. Jika satu musim tanam sekitar tiga bulan maka rata-rata penghasilan petani tiap bulan sekitar Rp2,5 juta—5 juta. Pendapatan ini akan semakin meningkat jika harga jual tongkol jagung manis sedang naik (lebih dari Rp1.500,00/kg).
Sumber: Buku Jagung Manis