Bisnis Peternakan Lebah Madu Omzetnya Capai Rp1 Trilun per Tahun

Pertanianku – Lebah madu merupakan salah satu hewan yang dapat diternakkan. Tahukah Anda, lebah madu memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Pasalnya, produk yang dihasilkan dari lebah bukan hanya madu semata, melainkan saat ini ada royal jelly dan bee pollen. Bahkan, kini berkembang produk propolis yang harganya pun cukup tinggi.

bisnis-peternakan-lebah-madu-omzetnya-capai-rp1-trilun-per-tahun

Salah satu peternak yang sukses dari bisnis ternak lebah madu adalah Wiyadi Suprihatin asal Pandeglang, Banten. Ia mengaku tertarik beternak lebah untuk diambil propolisnya.

Untuk satu koloni dalam kotak berukuran 25 × 20 × 20 cm dijualnya seharga Rp150.000 per kotak. Pelanggan Wiyadi juga berasal dari banyak daerah seperti Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Dan, dari penjualan bibit lebah trigona, Wiyadi bisa mengantongi omzet Rp5 juta—Rp12 juta per bulan.

Peternak lebah lainnya adalah Hariyono, asal Malang, Jawa Timur. Ia mengembangkan lebah trigona di bawah bendera usaha Tawon Rimba Raya sejak 1980. Selain menghasilkan propolis dan madu, lebah ini digemari karena perawatannya mudah dan tak bersengat.

“Lebah ini sangat kuat dan mudah merawatnya,” kata Hariyono.

Sama seperti Wiyadi, Hariyono juga menjual bibit lebah trigona. Ia menjual satu koloni bibit trigona mulai dari Rp60.000—Rp450.000, bergantung jumlah koloni lebah. Dalam sebulan, omzet Hariyono dari penangkaran lebah trigona bisa mencapai Rp10 juta.

Teknis budidayanya sendiri, salah satu peternak lebah yang juga pemilik usaha Pondok Lebah, Setyono, mengaku beternak lebah bukan perkara mudah. Untuk memulai usaha ini perlu ketekunan dan ketelitian. Mengingat, lebah madu memiliki siklus hidup yang singkat, yakni 30 hari.

“Masa bertelur lebah madu hanya 25 hari. Artinya, kalau satu kali periode berhenti, maka periode berikutnya jumlah lebah yang diternak akan berkurang,” ungkap Setyono, dikutip dari Sinar Tani.

Setyono menjelaskan, kunci sukses usaha lebah madu terletak pada cara mengembangkan atau membudidayakannya secara baik dan benar. Sebab, kalau ternak lebah madu dipelihara dengan baik, akan menghasilkan madu dan turunannya yang ber­kualitas. Kunci lainnya adalah ketersediaan pakan lebah madu secara kontinyu.

“Lebah madu perlu pakan berupa nektar (cairan pada kelopak bunga yang menghasilkan madu), dan tepung sari (yang menghasilkan bee pollen, protein pakan lebah),” ucap Setyono.

Omzet yang didapatkannya pun sangat fantastis, sebanyak Rp800 juta per tahunnya.

“Kalau dihitung dengan penjualan madu curah, nilainya bisa mencapai Rp1 triliun/tahun,” jelasnya.