Blitar, Sentra Cabai Rawit Nasional Terbesar

Pertanianku — Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menginstruksikan jajrannya untuk mengawal stabilitas pasokan pertanian, termasuk daerah sentra penghasil komoditas. Salah satu komoditas penting yang perlu dijaga adalah cabai. Blitar menjadi sentra penghasil cabai rawit terbesar nasional.

cabai rawit
foto: Pertanianku

Hingga saat ini produksi cabai rawit asal Blitar selalu mampu mengamankan stok cabai nasional sepanjang tahun. Potensi luas panen cabai rawit di Blitar mencapai kurang lebih 8 ribu hektare per tahun.

Seluas 6 ribu hektare merupakan lahan tadah hujan yang berada di dataran tinggi Blitar selatan, sedangkan 2 ribu hektare sisanya berada di dataran rendah di Blitar utara. Kedua daerah tersebut memiliki musim tanam yang berbeda sehingga waktu panennya juga tidak bersamaan.

Hasil produksi dari Blitar selatan dapat menjadi andalan, tetapi pola tanamnya belum dapat diatur dengan baik. Pertanamannya serentak hanya dilakukan pada musim hujan yang sering terjadi di Oktober hingga Desember dengan lama masa panen yang bergantung pada kondisi hujan.

Luas 6 hektare tersebut tersebar di 3 kecamatan, yakni Kecamatan Wates, Binangung, dan Panggung Rejo. Produksi cabai rawit dari lahan tersebut dapat mencapai 250 ton per hari saat panen raya. Sebanyak 80 persen hasil panen dari daerah tersebut disuplai langsung ke Jabodetabek.

Sarwi Riyanto, champion cabai Indonesia sekaligus anggota DPRD Kabupaten Blitar menyampaikan produksi cabai rawit dari Blitar berpotensi untuk mengamankan stok nasional.

“Dengan luasan 6 ribu hektare cabai rawit di Blitar selatan ini sudah cukup untuk mengamankan stok, bahkan kami berharap bisa menjadi pengendali harga cabai rawit nasional,” ujar Sarwi seperti dikutip dari laman hortikultura.pertanian.go.id.

Sarwi kerap memberikan saran kepada petani atau pelaku usaha di daerah lain agar tidak menanam cabai rawit di Oktober hingga Desember untuk menghindari jatuhnya harga. Selain itu, Sarwi menyayangkan aktivitas pertanaman di daerah Blitar hanya dapat dilakukan satu kali, yakni saat hujan. Sarwi berharap Kementan dapat mendukung daerah tersebut dengan memberikan sarana pipanisasi.

Kepala Seksi Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Blitar, Hikma juga sependapat dengan Sarwi, satu-satunya solusi agar wilayah Blitar dapat bertanam sepanjang musim ialah dengan pengadaan sarana pipanisasi.

“Andai hal itu terwujud, maka sekitar 1.500 hektare wilayah Blitar selatan tetap bisa tanam cabai di musim kemarau. Sehingga menambah luas panen dari wiayah Blitar utara yang hanya 2 ribu hektare,” jelas Hikma.