Pertanianku – Ketika mengolah jagung, pasti Anda akan langsung membuang bonggolnya ‘kan? Hal ini karena bonggol jagung tidak diperlukan dan tidak ada manfaatnya. Namun, tahukah Anda, bonggol jagung memiliki kegunaan lain. Kira-kira apa ya?

Ternyata bonggol jagung dapat dimanfaatkan sebagai media untuk budidaya jamur. Salah seorang petani yang telah mencoba, Angga Prayoga, telah berhasil memanfaatkan bonggol tersebut bernilai guna.
Sebenarnya, cara ini tidak jauh berbeda dengan budidaya pada jamur tiram, jamur merang, jamur kuping, dan sebagainya. Hanya perbedaannya terletak pada media yang digunakan, bonggol jagung.
Dalam pembuatannya, ia tidak menggunakan benih jamur. Hanya benih alami yang tumbuh pada jamur jagung tersebut. Prosesnya sendiri tidak cukup rumit.
Tidak ada sistem penguapan seperti yang dilakukan pada pembuatan jamur tiram. Hanya perlu penyiraman secara teratur agar suhu yang dihasilkan selalu stabil dan bisa menghasilkan bibit jamur yang berkualitas.
Berikut beberapa bahan yang dibutuhkan:
- Bonggol jagung
- Ragi 7 Butir
- Bekatul 5 kg
- Urea 1 kg
- Karung Goni
- Terpal Plastik
- Papan
Cara pembuatan:
Pertama, Anda perlu menyiapkan tempat untuk menumpuk bonggol jagung tersebut dengan membuat kotak dari papan yang telah disediakan tadi dengan ukuran 5 m × 1 m.
Setelah tempat sudah siap untuk digunakan tumpuk bonggol jagung dengan tinggi lebih kurang 15 cm, alasi terlebih dahulu tempat penumpukan dengan karung goni. Mengapa menggunakan karung goni?
Pasalnya, jamur sendiri merupakan jenis tanaman yang menyukai lokasi lembap dan panas. Dan, jenis karung goni mempunyai bahan yang panas dan daya serap terhadap air cukup lama.
Campurkan semua bahan yang telah kita siapkan tadi, yaitu ragi, bekatul, dan urea menjadi satu dan aduk rata. Setelah proses pencampuran selesai dilakukan, taburkan secara merata dan secukupnya. Jangan dihabiskan, cukup setengah dari takaran yang sudah disiapkan tadi.
Setelah proses penaburan selesai dilakukan, tutup kembali dengan menggunakan bonggol jagung setinggi kurang lebih 15 cm, kemudian taburkan kembali campuran ragi, bekatul, dan urea tadi sampai merata. Dan, habiskan semua campuran tersebut.
Setelah semua selesai dilakukan, siram dengan air bersih sampai basah, kemudian tutup rapat dengan menggunakan terpal.
Selanjutnya, Anda hanya perlu menunggu hingga beberapa hari ke depan untuk melihat apakah jamur dapat muncul atau tidak.
Untuk menjaga kelembapan media tersebut, lakukan penyiraman secara rutin dan lokasi penempatan harus selalu terkena sinar matahari, tetapi terhindar dari hujan. Proses penyiraman bisa dicampur menggunakan pupuk urea. Dan, lokasi pembibitan jamur jagung ini jangan di atas lantai atau keramik. Lokasi yang tepat adalah di atas tanah.
Proses terakhir adalah masa panen. Jamur ini bisa dipanen ketika sudah berumur kurang lebih 14 hari dari terahir proses pembuatan tersebut. Panen bisa dilakukan pagi atau sore hari jika bentuk jamur sudah seperti jamur kedelai, berbentuk bulat.