Pertanianku — Di tengah pandemi Covid-19, petani di kaki Gunung Rinjani mendapatkan keberkahan berupa panen sayur dan buah-buahan yang meningkat tajam, seperti cabai asal Lombok yang banyak diminati oleh pasar mancanegara. Momentum panen tersebut menjadi berkah bagi masyarakat, terlebih masyarakat yang kehilangan pekerjaan karena pandemi.
Permintaan cabai asal Lombok ke Jepang sedang meningkat tajam. Ada 8,4 ton cabai yang akan dikirim ke Jepang. Masyarakat yang kehilangan mata pencaharian diberdayakan oleh kelompok tani setempat untuk mempercepat proses produksi.
“Mereka kami berdayakan untuk bantu sortasi dan pemetikan pangkal cabai. Kami harus menyiapkan 8,4 ton cacbai untuk pengiriman ke Jepang,” ujar ketua kelompok tani lokal, Etty Suryaningsih seperti dikutip dari pertanian.go.id.
Etty mengatakan kegiatan ekspor cabai asal Lombok tetap berjalan lancar di tengah pandemi Covid-19. Pihaknya baru saja mengirim sekitar enam ton ke Jepang dalam bentuk cabai beku melalui PT Surya Elok Sejahtera.
Besarnya pasar cabai asal Lombok menjadi kabar gembira bagi masyarakat sekitar. Etty mengatakan cabai yang dikirim harus memiliki kualitas sehingga cabai tersebut disukai oleh konsumen. Kelompok tani yang diketuai Etty memang menekankan kualitas komoditas ekspor mereka. Hal ini bertujuan menjaga eksistensi komoditas ekspor mereka. Seperti buah manggis yang diekspor oleh kelompok tani ini tidak pernah ditolak oleh negara tujuan.
“Saya mengutamakan mutu, sehingga saya berharap mendapatkan harga yang pantas. Buyer yang menawar dengan harga rendah selalu saya tolak, karena petani harus mendapatkan hasil yang sepadan,” jelas Etty.
Komoditas yang berhasil diekspor oleh kelompok tani ini adalah cabai besar, manggis, cabai merah keriting, empon-empon, dan gula aren. Sementara, tujuan negara importirnya adalah Eropa dan Jepang.
Di lain kesempatan, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Yasid Taufik mendukung upaya yang tengah dilakukan oleh Etty, yakni menjaga kualitas komoditas ekspor. Hal ini sangat memengaruhi keberlanjutan kegiatan ekspor.
“Kita harus bisa menjaga kepercayaan yang sudah susah payah dibangun, terutama menjaga dan meningkatkan mutu produk agar ekspor bisa terus berkelanjutan,” kata Yasid Taufik.