Pertanianku — Buah paken jika dilihat sekilas sangat mirip dengan durian. Buah ini berasal dari di hutan tropis Kalimantan dan di tempat asalnya disebut lai. Lai adalah tumbuhan buah yang masih sekerabat dengan durian.

Habitat asli pohon ini adalah hutan lereng berbukit di pedalaman Kalimantan bagian tengah. Di daerah Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah, buah ini disebut papaken.
Buah ini ditanam di berbagai wilayah Kalimantan, dan diintroduksi ke Queensland, di Brunei Darussalam buah ini lebih disukai oleh orang lokal daripada durian.
Jenis buah ini juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti durian kuning, durian tinggang, durian pulu, nyekak, ruas, sekawi, pekawai dan lain-lain. Nama ilmiahnya, yakni Durio kutejensis.
Buahnya beruang lima, bulat telur hingga berbentuk lonjong, kuning kusam, dengan duri-duri yang agak membengkok. Biji lonjong, cokelat mengkilap, terbungkus oleh daging buah (arilus) yang berwarna kuning atau jingga, agak kering, manis dan berbau enak.
Ukuran buahnya kecil sampai sedang (1—2 kg), bertangkai pendek, berwarna hijau muda atau hijau kekuningan saat mentah.
Awalnya, buah ini tumbuh liar di hutan dan baru beberapa tahun belakangan ini ada yang menanamnya dengan sengaja.
Seperti juga pada durian, bagian dalamnya dipisahkan oleh sekat. Biji buah yang dilapisi daging buah lembut. Daging buah paken kebanyakan berwarna oranye, namun ada juga yang berwarna kemerahan.
Berbeda dengan durian, duri yang menutupi buah ini tidak setajam dan sekeras duri pada buah durian. Sementara itu, yang paling membedakan buah paken dengan durian ialah aromanya. Aroma buah paken tidak menyengat seperti pada durian dan rasa dagingnya pun tidak terlalu manis.