Pertanianku – Sumber daya perairan yang dimiliki Indonesia sangat berpotensi besar untuk membangun usaha budidaya ikan konsumsi. Salah satu ikan yang dianggap cukup potensial adalah ikan kakap seperti ikan kakap merah. Namun, sayangnya budidaya ikan kakap belum banyak dikembangkan masyarakat.
Ikan kakap merah memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi karena banyak diminati konsumen, baik sebagai ikan hias dengan ukuran 5—10 cm maupun sebagai ikan konsumsi dengan bobot lebih dari 500 gram. Produksi ikan kakap di Indonesia sebagian besar masih dihasilkan dari penangkapan di laut. Sebagian kecil lainnya dihasilkan dari usaha budidaya.
Sebelum kegiatan budidaya dilakukan, Anda diharuskan untuk memilih lokasi budidaya. Pemilihan lokasi yang tepat akan menentukan keberhasilan usaha budidaya ikan kakap merah.
Budidaya ikan kakap dapat dilakukan di kolam, tambak, atau pinggir pantai dengan memerhatikan kualitas airnya. Karena ikan kakap merupakan jenis ikan tropis, setelah memiliki tempat budidaya berupa kolam, pastikan bahwa suhu kolam ideal, yaitu sekitar 27°C—32°C dan pastikan air kolam tidak terlalu keruh. Apabila memilih budidaya ikan kakap di tambak pinggir laut, pastikan arus air tidak terlalu deras karena air yang terlalu deras dapat merusak tambak.
Setelah lokasi serta benih ikan telah ditebar di keramba, Anda harus memberikan pakan secara teratur pada pagi dan sore hari dengan takaran 10% dari berat badan ikan.
Anda harus ingat, konversi pakan yang digunakan adalah 6 : 1. Artinya, untuk menghasilkan 1 kg daging diperlukan pakan 6 kg. Untuk pemeliharaan ikan sendiri sekitar 5—6 bulan. Selama periode pemeliharaan, dilakukan pembersihan kotoran yang menempel pada jaring. Penempelan organisme ini sangat mengganggu sirkulasi air dan menyebabkan kurungan bertambah berat.
Pembersihan kotoran dilakukan secara periodik paling sedikit 1 bulan sekali atau bisa juga bergantung pada banyak sedikitnya organisme yang menempel. Pembersihan kurungan dapat dilakukan dengan cara menyikat atau menyemprot dengan air bertekanan tinggi. Selain pengelolaan terhadap sarana/jaring, pengelolaan ikan peliharaan juga termasuk kegiatan pemeliharaan yang harus dilakukan.
Pada saat pemijahan ikan, untuk membedakan kelamin ikan dapat dilihat berdasarkan ukurannya. Ikan kakap jantan biasanya memiliki ukuran yang lebih kecil dan ramping dibandingkan dengan ikan kakap betina. Setelah matang gonad, ikan kakap akan dapat dibuahi dan menghasilkan telur dan bibit baru.
Lama pemeliharaan mulai dari awal penebaran sampai ikan mencapai ukuran 500 gram per ekor diperlukan waktu sekitar 5—6 bulan. Dengan tingkat kelulusan hidup ikan sebesar 90%, akan didapat produksi sebesar 2.250 kg ikan setiap kali panen.