Pertanianku — Kara pedang (Canavalia sp.) merupakan salah satu komoditas polong-polongan yang cukup banyak dikonsumsi di Indonesia. Kara pedang biasa dimanfaatkan, baik buah maupun bijinya untuk konsumsi. Budidaya kara pedang di pekarangan cukup menjanjikan karena berbagai kegunaannya.
Budidaya kara pedang bisa dilakukan di dataran rendah ataupun dataran tinggi hingga ketinggian 1.000 mdpl. Syarat tumbuh tanaman yang satu ini adalah memiliki iklim yang kering. Keasaman tanah sebaiknya berada antara pH 5,5—6,5.
Jika Anda ingin bertanam kara pedang, dianjurkan dilakukan pada awal musim kemarau. Hal ini karena sesuai dengan iklim optimal pertumbuhan kara pedang.
Kara pedang dikembangkan dari biji kara. Lahan dengan luas satu hektare membutuhkan biji kara sebanyak 80 kilogram. Jika lahan yang akan digunakan tandus atau marginal, bisa terlebih dahulu diberi pupuk kandang agar lebih subur.
Lubang tanah dibuat dengan menggunakan tugal. Jarak antarlubang ini tergantung jenis kara pedang yang digunakan. Jika kara yang akan ditanam adalah kara parasman, ukuran tugal berkisar 40 cm × 50 cm. Jika kara yang digunakan adalah kara bakul, tugal sebaiknya berukuran 50 cm × 75 cm.
Setiap lubang dapat ditanami dua biji kara. Tutup biji kara dengan lapisan tanah tipis-tipis. Pupuk yang digunakan dalam budidaya kara pedang adalah pupuk buatan urea, TSP, dan KCl. Ketiga jenis pupuk ini diberikan dengan perbandingan 1:3:1. Pupuk diletakkan di kanan-kiri tanaman sejauh 5 cm dari lubang tanam.
Biji yang sudah ditanam akan segera tumbuh pada hari kelima. Anda harus memberikan ajir atau penyangga jika tanaman sudah mencapai tinggi 25 cm.
Ajir ini akan berfungsi sebagai tempat melilitnya tanaman kara serta membantunya tetap tumbuh tegak. Tinggi ajir sebaiknya 2 meter. Akan tetapi, jika Anda menanam kara parasman, ajir tidak harus diberikan.
Pemeliharaan tanaman kara pedang dilakukan dengan menyingkirkan gulma yang mengganggu. Gulma tersebut harus disingkirkan karena bisa menyedot nutrisi yang disediakan untuk kara pedang. Lakukan pula penyiraman pada tanaman.
Lima bulan setelah penanaman, buah muda kara pedang siap dipanen. Jika tumbuh optimal, tanaman ini mampu menghasilkan dua hingga lima ton buah kara pedang muda dalam satu kali panen. Kara juga bisa dipanen saat sudah tua. Bagian yang dimanfaatkan adalah biji kara. Satu hektare kara pedang mampu menghasilkan 0,9—1 ton biji kara kering.
Selain kara, ada banyak jenis sayuran komersil lain yang bisa Anda budidayakan di pekarangan. Beberapa jenis tanaman tersebut dapat Anda temukan dalam buku Bertanam Sayuran Buah.