Pertanianku — Saat ini, permintaan lele di pasaran terus meningkat. Oleh karena itu, sumber uang dengan banyak peluang ini sudah semestinya diberdayakan dengan baik. Hal yang harus diterapkan ialah jangan hanya selalu menjadi konsumen tapi jadilah produsen.
Pembudidaya dan pemilik Saung Lele, Bayu Prasetya mengatakan, bisnis budidaya lele cukup menjanjikan. Alasannya, karena permintaan lele terus meningkat namun kebutuhan tersebut belum bisa terpenuhi seluruhnya.
“Kenapa harus lele? Karena siklus perputarannya cepat, pengaplikasiannya relatif mudah dibanding budidaya ikan lainnya, bisa diaplikasikan di daerah dataran tinggi bahkan bisa diaplikasikan di pekarangan rumah. Modal awal gak besar tapi potensi bisnisnya besar karena banyak yang butuh lele konsumsi,” terang Bayu pada Pertanianku, Selasa (13/3).
Pria yang juga seorang penulis buku ini kerap memberi pelatihan (training) kepada orang-orang yang tertarik pada bisnis budidaya lele, terutama masyarakat awam. Baru-baru ini, ia menjadi pembicara sekaligus memberikan pelatihan pada acara “Training Beginner Budidaya Lele”.
Acara pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Eduargo Indonesia yang dilaksanakan selama dua hari, yakni Sabtu—Minggu, 10—11 Maret 2018 di Cibinong, Bogor. Ada dua materi utama yang disampaikan. Hari pertama memaparkan atau memberikan pengenalan prospek bisnis lele di Indonesia. Kemudian, di hari kedua membahas teknis pemeliharaan secara umum.
Ada enam peserta yang mengikuti pelatihan tersebut, terdiri atas 4 orang mahasiswa dan 2 orang dari kalangan masyarakat umum.
“Ya intinya cenderung ke diskusi dan sharing. Alhamdulillah semuanya aktif. Peserta mahasiswa sangat antusias, mereka ingin tahu banyak tentang budidaya lele ini walaupun mereka berasal dari jurusan yang berbeda di kampusnya,” ungkap Bayu.
Menurut Bayu, peserta bahkan meminta bimbingan lanjutan mengenai budidaya lele tersebut. “Setelah acara pun diskusi masih berlanjut melalui salah satu aplikasi percakapan dengan pihak Eduagro,” katanya.
Ia sendiri mulai merambah bisnis budidaya lele sejak 2009. Bayu yang juga berprofesi sebagai editor di PT Penebar Swadaya ini mengaku dirinya pernah mengalami kegagalan dalam bisnisnya itu. Ia pernah menjadi korban penipuan hingga puluhan juta rupiah di 2014.
Namun, hal itu tak membuatnya gentar. Ia bangkit dan mengembangkan usahanya lagi di tahun berikutnya dan sampai saat ini bisnis budidaya lelenya berjalan lancar. Bahkan, omzet dari penjualan benih yang ia dapatkan mencapai Rp15—17 juta per bulan.
Untuk itu, saat menyampaikan pelatihan ia berpesan, sebelum melakukan budidaya lele harus memahami dasar-dasar dari budidaya lele itu sendiri. Selain itu, calon pembudidaya harus konsisten dalam usahanya dan terus mencoba jika mengalami kegagalan.
“Dalam artian, kalau kita gagal kita harus mau memulai kembali jangan menyerah begitu saja. Ketiga, evaluasi dan introspeksi terhadap kegagalan yang terjadi. Keempat, sebelum memulai bisnis budidaya lele, alangkah baiknya untuk bertanya dan meminta bimbingan pada ahli atau yang sudah berpengalaman,” kata Bayu menegaskan.