Budidaya Lobster Air Tawar Solusi Mengisi Waktu Luang di Rumah

Pertanianku — Lobster air tawar termasuk komoditas perikanan yang cukup menjanjikan. Harga jual per kilogramnya mencapai Rp200.000 hingga Rp 300.000. Selain itu, budidaya lobster air tawar termasuk mudah dilakukan dalam skala kecil dengan memanfaatkan lahan yang tidak terlalu besar.

budidaya lobster air tawar
Foto; Pertanianku

Melansir dari kkp.go.id, melihat peluang tersebut, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) memberikan pelatihan melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Medan. Pada pelatihan budidaya lobster air tawar tersebut dijelaskan ada delapan poin penting yang perlu diperhatikan. Berikut ini ulasan delapan poin tersebut.

Wadah pembenihan

Ada beberapa wadah pembenihan yang bisa digunakan, yakni akuarium, bak plastik atau fiberglass, dan kolam semen. Seluruh kolam tersebut membutuhkan peralatan pendukung tambahan, seperti lubang persembunyian (paralon, potongan bambu, genting, atau ijuk) dan aerator.

Akuarium yang bisa digunakan berukuran panjang 1 meter, lebar 0,5 meter, dan tinggi 0,4 meter. Ketinggian air maksimal sekitar 30 cm. Satu akuarium bisa digunakan untuk memelihara satu paket induk yang terdiri atas 5 betina dan 3 jantan atau 100 ekor benih berukuran 1 inci.

Untuk kolam fiberglass pada dasarnya hampir sama dengan akuarium, hanya harganya lebih mahal. Begitupun dengan kolam semen. Kolam semen untuk memijahkan induk sebaiknya menggunakan ukuran 40 × 40 × 40 cm dengan ketinggian air sekitar 30 cm.

Sumber dan kualitas air

Sumber air yang baik adalah air tanah, air pam, dan air sungai. Air tanah yang akan digunakan sebaiknya diendapkan terlebih dahulu selama 24 jam. Anda bisa menggunakan aerator agar prosesnya berjalan lebih cepat. Sementara itu, untuk air PAM sebaiknya didiamkan selama 24 jam agar kaporit dan klorinnya menguap. Adapun air sungai, Anda harus memastikan sumber air tersebut tidak tercemar limbah industri dan rumah tangga.

Pengendalian hama dan penyakit

Hama yang patut diwaspadai adalah tikus dan kucing, sedangkan penyakit yang sering menyerang adalah jamur Saprolegnia dan Achyla, cacing jangkar, dan parasit Argulus folceus.

Memilih dan merawat calon induk

Calon induk memegang peranan penting dalam proses pembenihan. Calon induk berkualitas memiliki pertumbuhan yang cepat, nafsu makan besar, gerakannya lincah, berwarna cerah, dan disarankan untuk tidak menggunakan induk berkepala besar serta bertubuh kecil.

Pemijahan induk

Calon induk sudah bisa dipijahkan setelah berusia 10—12 bulan atau setelah tubuhnya berukuran panjang 15—17 cm. Induk jantan dan betina yang sudah siap dipijahkan disatukan dalam akuarium berukuran 40 × 40 × 30 cm dengan ketinggian air 20 cm. Jumlah induk dalam kolam pemijahan adalah 3 ekor jantan dan 5 ekor betina. Proses pemijahan ditandai dengan adanya telur di bagian abdomennya.

Penetasan telur

Wadah penetasan telur yang baik adalah akuarium, bak plastik, atau kolam semen berukuran 1 × 1 × 1 m dengan ketinggian air 0,5 m. Berikan pipa paralon sebagai tempat persembunyian atau tempat benih yang akan menetas. Selama penetasan, suhu dan wadah harus dijaga tetap stabil.

Pemeliharan benih

Benih yang baru menetas dipelihara di kolam penetasan selama 10 hari, kemudian benih dipindahkan ke kolam pendederan selama 2 bulan. Usahakan benih jangan sampai terkena paparan sinar matahari secara langsung. Pakan yang diberikan setelah benih berumur 1 minggu adalah cacing sutera, tepung kacang, daging udang, atau pelet udang.

Panen benih

Benih berumur 70 hari dengan panjang 5 cm sudah bisa dipanen dan dijual.