Pertanianku — Jamur maitake pertama kali dibudidayakan oleh seseorang petani Jepang yang bernama Yoshinobu Ordaira. Budidaya maitake itu akhirnya dilakukan secara luas oleh Yoshinobu dengan membangun lahan pertanian biologis. Lahan pertanian yang menghabiskan dana 40 juta dolar itu dirancang khusus sedemikian rupa sehingga menyerupai ekosistem jamur maitake di tempat asalnya.

Sebuah perusahaan di Jepang, yaitu Yukiguni Maitake Co. Ltd. membudidayakan jamur raksasa ini. Mengutip Majalah Trubus, Yukiguni melakukan dua tahapan budidaya maitake, yakni penumbuhan miselium dan pembesaran jamur.
Tahap pertama dilakukan dengan menempatkan media tanam yang telah diinokulasi di ruangan khusus untuk menumbuhkan miselium dengan kapasitas masing-masing mencapai 120.000 polibag. Setelah miselium memenuhi media tanam dan muncul bakal tubuh jamur, para karyawan yang bekerja di Yukiguni memindahkan polibag ke ruang pembesaran hingga panen.
Di bawah ini beberapa langkah budidaya jamur maitake yang dilakukan Yukiguni Maitake Co. Ltd. yang bisa Anda jadikan sebagai bahan referensi.
- Yukiguni membuat polibag media tanam secara otomatis menggunakan mesin. Bahan baku media tanam 90% di antaranya adalah serbuk gergaji kayu oak, sisanya campuran tepung jagung gandum cokelat, serta mikronutrisi. Semuanya berbahan organik, tanpa ada tambahan zat kimia sintesis. Setiap polibag, berbobot 2,9 kg.
- Media tanam di dalam polibag disterilisasi dengan uap panas bersuhu 110° C selama 1 jam. Setelah itu, media tanam didinginkan selama 6—7 jam.
- Media tanam yang sudah dingin kemudian diinokulasi dengan bibit jamur maitake di dalam ruangan yang sangat steril.
- Media tanam yang telah diinokulasi kemudian disimpan di ruangan khusus untuk menumbuhkan miselium selama 70 hari. Kondisi ruangan dijaga pada suhu 25° C dengan kelembapan 60%. Pada 30 hari pertama ruangan dalam kondisi gelap. Setelah media tanam diselimuti miselium berwarna putih, barulah ruangan dalam kondisi terang.
- Pada hari ke-70, permukaan media tanam mulai tumbuh bakal tangkai buah jamur maitake. Kemudian, polibag dipindahkan ke ruang pembesaran. Kondisi ruangan pembesaran dijaga pada suhu 20° C dengan kelembapan 90%. Untuk menjaga kelembapan, diletakkan sprayer di bagian atap ruangan. Jika kelembapan berkurang, maka sprayer akan mengabuti ruangan secara otomatis hingga kembali mencapai kelembapan ideal.
- Delapan hari setelah polibag disimpan di ruangan pembesaran, maka maitake siap panen. Hasil panen kemudian ditata dalam kotak keranjang plastik, lalu disimpan di ruang penyimpanan bertemperatur maksimal 10° C sebelum dikemas.