Budidaya Manggis Memiliki Peluang Ekspor yang Semanis Rasanya

Pertanianku— Siapa yang tidak kenal manggis, salah satu buah yang mengandung banyak manfaat untuk kesehatan, apalagi rasanya manis sedikit asam dan menyegarkan. Budidaya manggis memiliki peluang usaha yang menggiurkan. Permintaan manggis dari pasar dalam negeri dan ekspor tergolong bagus. Salah satu kunci keberhasilan budidaya manggis adalah dikebunkan secara intensif.

budidaya manggis
foto: Pertanianku

Selama ini manggis jarang dikebunkan secara intensif. Buah yang kaya manfaat ini lebih sering ditanam di pekarangan atau biarkan tumbuh tidak beraturan. Namun, setelah dikebunkan secara intensif, potensi buah manggis meningkat pesat. Contohnya, kebun manggis intensif seluas 92 hektare di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kebun tersebut memiliki populasi tanaman manggis sebanyak 20.311 tanaman. Populasinya memang tergolong cukup padat.

Buah manggis yang dihasilkan dari kebun intensif sebagian diekspor dan disalurkan ke pasar dalam negeri. Melansir dari Majalah Trubus Edisi 628, saat ini harga manggis super 1 mencapai Rp50.000 per kg. Sementara itu, untuk harga ekspor berada di kisaran Rp30.000–Rp40.000 per kg. Saat ini kebun tersebut berhasil mengekspor manggis ke Prancis dan Spanyol.

Permintaan ekspor manggis ke Tiongkok cukup tinggi. Permintaannya mencapai 2 kontainer per hari. Pasar selanjutnya adalah Uni Emirat Arab yang membutuhkan 1 kontainer manggis per minggu. Itu sebabnya potensi ekspor manggis tergolong besar, apalagi ke Tiongkok.

Pasar ekspor menghendaki buah yang memenuhi standar kualitas mutu yang sudah ditetapkan. Standar tersebut di antaranya kulit buah mulus tanpa cacat, burik, dan getah kuning. Selain itu, buah memiliki kuping daun berwarna hijau segar.

Hingga saat ini getah kuning memang menjadi momok bagi pekebun dan eksportir. Penyebab munculnya getah cukup beragam. Salah satunya, kondisi cuaca seperti hujan mendadak saat musim panas. Penyebab lainnya yang sering terjadi adalah tekanan dan benturan ketika pascapanen.

Menurut peneliti di Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Ir. Arief Daryanto. M.Ec., baru sekitar 15 persen produksi manggis yang memenuhi standar ekspor. Manggis yang tidak lolos ekspor disalurkan ke pasar-pasar tradisional.

Manggis memiliki ceruk pasar ekspor yang masih terbuka lebar. Akan tetapi, untuk mengisi ceruk tersebut, Anda harus mengetahui cara budidaya hingga pemasaran yang tepat. Anda bisa mendapatkan referensi berbisnis manggis dengan membaca Majalah Trubus Edisi 628.

Majalah Trubus Edisi 628 mengulas berbagai topik mengenai manggis, mulai dari tips membuat manggis berbuah saat berumur 4 tahun, varietas manggis yang disukai konsumen, kiat menyimpan manggis agar tetap segar setelah disimpan sebulan, mengenal kelas ekspor manggis, kiat mencegah munculnya getah pada kulit, budidaya manggis organik, hingga analisis usaha budidaya manggis yang diulas oleh pekebun manggis.