Budidaya Moina, Pakan Alami Benih Ikan Air Tawar

Pertanianku — Pertumbuhan benih perlu didukung dengan pakan alami yang selama ini persediaannya masih bergantung pada penangkapan dari alam, seperi moina, artemia, dan cacing sutera. Budidaya moina dapat menjadi solusi untuk menjaga ketersediaan pakan bagi benih dan mengefisiensikan biaya produksi usaha perikanan air tawar.

budidaya moina
foto: Pertanianku

Keuntungan lain dari budidaya moina adalah mudah diaplikasikan sehingga kegiatan ini tidak akan menyulitkan pembudidaya. Budidaya moina tidak memerlukan peralatan dan bahan yang begitu rumit. Anda bisa menggunakan peralatan dan bahan yang mudah didapatkan di sekitar. Budidaya juga dapat dilakukan pada lahan yang tidak begitu luas.

Kegiatan budidaya dapat diterapkan dalam sistem usaha budidaya secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pasalnya, budidaya tersebut menghasilkan pakan alami bagi larva ikan air tawar.

Budidaya moina juga dapat membuat biaya produksi menjadi lebih efisien, ekonomis, dan layak diaplikasikan pada pembudidaya atau unit pembenihan rakyat.

Sebelum mulai budidaya, Anda perlu menyiapkan media Chlorella secara massal dengan volume 3.000 liter pada bak semen yang berukuran 4 × 1,8 meter dan diisi oleh media air sebanyak 2.500 serta inokulan Chlorella sebanyak 500 liter.

Lakukan pemupukan media dengan menggunakan 3.000 gram urea, 750 gram TSP, 300 gram tepung ikan, 300 gram tepung kedelai, 600 gram dedak, dan 300 gram kapur dolomit. Biarkan media Chlorella selama 10 hari agar sifat racun pada media menghilang. Selama masa pemeliharaan, media perlu diberikan aerasi sebanyak 15 saluran aerasi.

Chlorella yang sudah siap panen akan memiliki kepadatan puncak mencapai kurang lebih 2 × 107 sel/ml dan dapat digunakan sebagai inokulan ke dalam 5 bak budidaya moina dan 1 bak media Chorella dengan volume masing-masing sebanyak 500 liter.

Tahap budidaya selanjutnya adalah budidaya moina. Budidaya dapat dilakukan pada 5 bak semen yang sudah terisi oleh 2.500 liter air dan 500 inokulan Chlorella. Berikan pemupukan yang terdiri atas 300 gram tepung ikan, 300 tepung kedelai, 300 gram dedak, dan 300 gram kapur dolomit. Kemudian campur merata seluruh bahan media budidaya. Setelah itu, lakukan inokulasi moina sebanyak 200 gram pada tiap kolam.

Budidaya dapat dilakukan selama 5—7 hari, setiap kolam perlu diberikan aerasi sebanyak 15 saluran guna menjaga nilai oksigen terlarut di dalam media tetap lebih dari 4 mg/l. Moina sudah dapat dipanen setelah 5—7 hari pemeliharan ditandai dengan jumlah atau kepadatan moina di dalam kolam melimpah dan terjadi perubahan warna pada media menjadi kecokelatan.