Budidaya Pembesaran Ikan Papuyu

Pertanianku — Ikan papuyu sudah cukup lama dibudidayakan oleh masyarakat Kalimantan Selatan karena komoditas perikanan ini bernilai ekonomi tinggi. Sebagian besar pembudidaya melakukan segmentasi pembesaran sehingga benih harus dibeli dari tempat pembenihan. Berikut ini ulasan usaha budidaya ikan papuyu.

budidaya ikan papuyu
foto: kkp.go.id

Persiapan kolam

Kolam yang digunakan bisa berupa kolam tanah atau beton berukuran minimal 100 m2. Kolam tersebut harus disiapkan dua hari sebelum digunakan. Persiapan kolam meliputi perbaikan bagian yang bocor, pengapuran kolam dengan dosis 100—250 gram/m2 yang ditaburkan ke dalam kolam, pemupukan kolam dengan pupuk organik sebanyak 500—1.000 gram/m2.

Persiapan kolam dilanjutkan dengan pengisian air kolam hingga ketinggiannya mencapai 20—30 cm. Setelah itu, kolam dibiarkan selama 3—4 hari untuk menumbuhkan pakan alami, kemudian ketinggian air ditambahkan menjadi 80—100 cm.

Penebaran benih

Benih ikan papuyu yang akan ditebarkan harus dalam keadaan sehat, tidak cacat, gerakannya lincah, dan ukuran benih tebar sekitar 3—5 cm. Padat tebar untuk benih papuyu sekitar 50—100 ekor/m2. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari pukul 09:00—10:00 atau malam hari pukul 20:00—21:00. Penebaran dilakukan dengan cara yang sama untuk menebar benih-benih ikan lain.

Pemeliharaan benih ikan papuyu

Pembesaran akan berjalan selama delapan bulan. Selama masa pemeliharaan, benih diberikan pakan pelet apung sebanyak 5 persen dari berat populasi. Pakan tersebut diberikan sebanyak 2—3 kali sehari.

Lakukan penyortiran sesuai dengan ukuran setiap bulannya agar pertumbuhan ikan merata. Selama masa pemeliharaan, kondisi kesehatan harus dipantau setiap hari untuk mengantisipasi serangan penyakit.

Panen

Panen sudah bisa dilakukan setelah ikan berbobot 80—120 gram/ekor. Waktu panen yang baik adalah pagi hari pukul 07:00 atau sore hari pukul 16:00. Proses panen bisa dilakukan secara bertahap atau dipanen secara total.

Proses panen bertahap dilakukan dengan jaring atau hapa secara perlahan-lahan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan ikan di dalam kolam. Selanjutnya, hasil tangkapan ditampung di dalam penampungan. Sementara itu, panen total dilakukan setelah kepadatan di kolam berkurang dengan cara pengeringan kolam sehingga ikan mudah ditangkap.