Pertanianku — Pohon mindi sudah mulai dibudidayakan dan dikembangkan oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Barat dan Banten. Hal ini dikarenakan mindi merupakan alternatif yang menjanjikan untuk memperoleh penghasilan kayu dalam jangka menengah.

Penanaman pohon mindi juga berfungsi untuk mengimbangi penutupan tanah kosong dan reboisasi. Mindi berasal dari Asia kecil, seperti India, Pakistan, Bangladesh, dan Srilanka. Di Indonesia, pohon ini dapat dijumpai di dataran tinggi seperti Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Bondowoso, dan beberapa daerah lainnya yang berada di dataran tinggi. Mindi tumbuh di ketinggian 700—1.400 mdpl dengan curah hujan kurang dari 900 mm/tahun.
Di Bali, pohon ini dijadikan pohon naungan di kebun kopi. Pohon mindi merupakan jenis pohon yang cepat tumbuh, selalu berwarna hijau di daerah tropis, dan gugur pada musim hujan. Mindi menyukai cahaya, toleran terhadap salinitas tanah, dan subur di bawah titik beku. Anda dapat menjumpai pohon ini ditanam di sepanjang jalan sebagai pohon pelindung, tetapi tak jarang tumbuh liar di sekitaran pantai.
Selain sebagai pohon pelindung atau penaung, kayu, daun, dan biji mindi juga sering digunakan sebagai pestisida nabati. Ekstrak daun mindi digunakan sebagai bahan untuk mengendalikan hama, seperti belalang. Kulit kayunya dijadikan sebagai obat anticacing usus. Sudah sejak lama juga kulit daun dan akar mindi digunakan sebagai obat rematik, demam, bengkak, dan radang.
Pohon ini terbilang cukup mudah untuk dibudidayakan. Pohon mindi akan berbuah pada Desember hingga Januari. Bibit yang bagus didapatkan dari buah masak yang masih berada di atas pohon dan belum jatuh. Buah yang sudah dipanen, lalu diekstraksi dengan food processor. Proses ini diilakukan untuk memisahkan kulit dan daging buah.
Proses pemisahan dapat dilakukan manual dengan cara menggosokkan buah ke pasir kasar. Untuk meningkatkan daya kecambah, benih dapat direndam ke dalam asam sulfat encer selama 10 menit, lalu direndam ke dalam GA-200 ppm selama 12 jam. Atau, dapat dilakukan dengan teknik lain, yakni dengan menjemur biji di bawah sinar matahari hingga terlihat retakan di kulit benih. Media tanam yang sebaiknya digunakan adalah campuran antara pasir dan tanah.
Lahan yang akan digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu dari semak belukar dan rumput. Bibit tidak bisa langsung ditanam, harus dibiarkan seminggu dahulu di lahan untuk menyesuaikan lingkungan sekitar.
Pemeliharaan yang dilakukan berupa pemupukan, penyiangan gulma, penjarangan, serta pengendalian hama penyakit. Pohon mindi rentan terkena penggerek pucuk dan diserang kumbang ambrosia yang menyebabkan lubang di kayu. Lubang tersebut dapat membuat kualitas kayu menurun. Untuk menghindari hama tersebut, dapat dilakukan dengan menanam secara polikultur dengan pohon afrika.
Pohon mindi dapat dipanen saat berumur 10 tahun. Kayu ini biasa dijadikan sebagai kayu bakar, kayu kerajinan, dan kayu bangunan sementara. Lakukan panen pada musim hujan atau pada saat tingkat kelembapan tinggi.