Pertanianku — Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Provinsi Kepulauan Riau sudah mengembangkan budidaya salak sari intan dan pisang kepok di Kebun Balai Benih Induk (BBI) sejak 2019.
Dalam setahun, pada lahan tersebut dapat memanen pisang kepok hingga 2—3 kali. Model budidaya yang diterapkan oleh petani setempat diharapkan mampu mendatangkan keuntungan yang didapatkan dari panen pisang kepok saat buah salak belum bisa dipanen.
Pohon salak tidak tahan terhadap intensitas sinar matahari yang tinggi. Pohon salak hanya membutuhkan sinar matahari sebesar 50—70 persen. Oleh karena itu, salak bisa ditanam bersamaan dengan pohon pelindung tanaman berkayu seperti durian, mangga, dan lamtoro.
BPTP Balitbangtan Kepri memiliki alasan mengapa mereka menggunakan pohon pisang kepok sebagai tanaman pelindung. Salah satunya adalah karena pohon pisang mudah dibudidayakan serta daunnya lebar sehingga bisa menjadi penaung yang sama baiknya dengan pohon tanaman berkayu.
Selain itu, salak dan pisang kepok berasal dari famili yang berbeda sehingga baik untuk mengendalikan hama dan penyakit untuk tanaman salak. Alasan lainnya dari penggunaan pohon pisang ialah pohon pisang mudah untuk dimusnahkan ketika pohon salak sudah besar dan tidak membutuhkan pohon pelindung lagi.
Budidaya diawali dengan pengolahan tanah yang dilakukan untuk membersihkan rumput dan sisa akar tanaman. Setelah itu, buat lubang tanaman berukuran 50 × 50 × 50 cm. Pisahkan lapisan atas tanah (top soil) dari bagian bawah tanah (sub soil). Lapisan atas tersebut digunakan untuk menutup lubang tanam saat menanam pisang.
Tentukan jarak tanam pisang sebesar 6 × 2,5 m, sedangkan untuk menanam salak sari intan berjarak 3 × 2,5 m. Penanaman pisang diselingi dua jalur tanaman salak (1:2). Berikan pupuk dasar berupa pupuk kandang 10 kg dan kapur pada setiap lubang tanam.
Pohon pisang yang berfungsi sebagai pohon pelindung ditanam 3 bulan lebih dahulu dari pohon salak agar mampu menjalani fungsinya sebagai pelindung.
Bibit pisang yang digunakan setinggi 1—1,5 m dan merupakan bibit yang sehat. Jika bibit memiliki daun yang sudah mekar, daun tersebut harus dibuang untuk mengurangi penguapan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat musim hujan. Saat menanam pisang, bagian bonggol harus tertutup dengan tanah. Jika lubang tanam terlalu kecil, Anda bisa perbesar lubang tanam agar bonggol bisa tertutup.
Perawatan pohon pisang yang baru ditanam dilakukan dengan memangkas daun yang menguning dan kering, membersihkan gulma, pemupukan dengan POC setiap bulan dan NPK setiap 3 bulan, dan pengairan.
Setelah 10 bulan, jantung pisang sudah tumbuh berukuran 25 cm. Bungkus buah pisang dengan plastik untuk menghindari hama. Setelah 90—100 hari, bisa sudah bisa dipanen dengan ciri-ciri warna kulit buah hijau muda, berukuran maksimal, serta tanaman daun sudah mengering.
Buah pisang kepok yang mudah ditanam ini memiliki nilai ekonomi yang bagus sehingga bisa menjadi penghasilan tambahan saat pohon salak belum berbuah.