Budidaya Temulawak, Agribisnis yang Mendunia

Pertanianku — Persebaran populasi temulawak hampir merambah ke seluruh dunia. Saat ini kita bisa menjumpai temulawak di berbagai negara seperti Tiongkok, Indocina, Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat, Malaysia, dan beberapa negara di kawasan Eropa. Akan tetapi, budidaya temulawak memang belum dikembangkan dalam jumlah yang besar.

budidaya temulawak
Foto: Google Image

Pengembangan budidaya temulawak memang masih hanya dalam skala kecil dan menggunakan teknologi sederhana. Namun di balik keterbatasan produksi tanaman temulawak, masih terbuka peluang untuk pengembangan tanaman herbal yang satu ini. Oleh karena itu, bagi Anda yang berminat mengembangkan tanaman temulawak, simak ulasan berikut ini.

Ekologi tumbuh temulawak

Syarat lingkungan tumbuh temulawak, yakni di lahan teduh dan terlindung dari paparan sinar matahari langsung. Habitat alami tanaman ini dahulu di bawah naungan pohon bambu juga pohon jati. Jika dibudidayakan, sangat mudah kita sudah bisa mendapatkan temulawak yang tumbuh baik di tempat dengan paparan matahari sedang, misalnya di tanah tegalan.

Pada prinsipnya, temulawak memiliki daya adaptasi tinggi terhadap berbagai cuaca di wilayah beriklim tropis. Suhu udara terbaik untuk budidaya tanaman ini antara 19 sampai 30°C. Sementara itu, curah hujan terbaik antara 1.000 sampai 4.000 mm per tahunnya.

Memilih bibit temulawak yang baik

Temulawak diperbanyak dengan cara vegetatif yakni dengan menggunakan rimpang induk (rimpang utama) atau rimpang anakan (rimpang cabang). Bakal bibit harus sehat dan memiliki umur pas yakni 10—12 bulan. Bibit rimpang induk dan rimpang cabang tetap harus diolah terlebih dahulu.

Proses pengolahan rimpang induk dibelah menjadi empat bagian yang mengandung 2—3 mata tunas dan dijemur selama 3—4 jam selama 4—6 hari berturut-turut. Setelah itu, rimpang dapat langsung ditanam. Simpan rimpang anak yang baru diambil di tempat lembap dan gelap selama 1—2 bulan sampai keluar tunas baru.

Proses pembibitan temulawak dapat pula dilakukan dengan menimbun rimpang di dalam tanah pada tempat teduh, menyiraminya dengan air bersih setiap pagi/sore hari sampai keluar tunas. Rimpang yang telah bertunas segera dipotong-potong menjadi potongan yang memiliki 2—3 mata tunas yang siap ditanam. Sebaiknya, bibit disiapkan sesaat sebelum tanam agar mutu bibit tidak berkurang akibat penyimpanan.

Proses penanaman temulawak

Penanaman temulawak dilakukan secara monokultur dan jauh lebih baik dilakukan di awal musim penghujan. Lubang tanam dibuat di atas petakan berukuran lubang 30 × 30 cm dengan kedalaman sekitar 30 cm. Jarak antara lubang tanam adalah 60 × 60 cm. Satu bibit dimasukkan ke lubang tanam dengan posisi mata tunas menghadap ke atas. Setelah itu, bibit ditimbun dengan tanah sedalam 10 cm.

Untuk menjadi komoditas bisnis yang baik, perawatan tanaman temulawak dengan penyiangan juga perlu dilakukan. Penyiangan dilaksanakan pada sore hari ataupun pagi hari. Hal tersebut agar timbulnya persaingan makanan antara temulawak dan rumput dapat berkurang.