Budikdamber Jadi Media Belajar Kewirausahaan Mahasiswa yang Mudah dan Praktis

Pertanianku Budikdamber mulai populer ketika pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia. Saat itu, hampir sebagian besar kegiatan masyarakat dibatasi untuk mencegah penularan. Banyak tren yang muncul untuk mengusir kebosanan, mulai dari tren tanaman hias, ikan hias, hingga budidaya ikan di dalam ember (budikdamber). Setelah dua tahun berlalu, kini budikdamber masih memiliki banyak peminat, bahkan bisa menjadi media belajar kewirausahaan untuk mahasiswa.

Budikdamber
foto: Pertanianku

Sabtu (25/12), mahasiswa ekstensi Universitas Indraprasta PGRI mengunjungi Graha Bina Swadaya untuk mendapatkan pelatihan budikdamber dari redaksi PPT (Pengelolaan Pengetahuan dan Penerbitan/Trubus Grup), Bayu Prasetya. Dalam pelatihan tersebut, mahasiswa diperkenalkan budidaya lele dengan cara yang sederhana, hanya dari ember.

Dosen Kewirausahaan Universitas Indraprasta PGRI, Tedy Ardiyansyah, mengatakan, budikdamber dapat menjadi peluang usaha di bidang agribisnis yang cukup tepat untuk mahasiswa. Pasalnya, budidaya ini sederhana dan bisa dilakukan oleh siapa saja.

“Mudah dan simpel, itu yang diinginkan bagi setiap orang, karena produknya gak ruwet, terus proses bagaimana beternak saya lihat juga simpel. Dan, memang itu yang dibutuhkan di perkotaan,” ungkap Tedy.

Jumlah mahasiswa di bawah bimbingan Tedy ada sebanyak 80 orang, tetapi yang ikut berkunjung ke Grha Bina Swadaya dibatasi hanya perwakilannya yakni 8 orang. Tak sekadar teori, para mahasiswa juga ditunjukkan langsung cara menggunakan instalasi budikdamber yang cukup mudah dan bisa digunakan oleh pemula.

Foto: Pertanianku

Tedy menilai, teknik budidaya ini terbilang sederhana sehingga tidak akan lekang oleh waktu meskipun nanti pandemi sudah berlalu. Teknik budidaya ini dapat menjadi batu loncatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan usaha agribisnis yang lebih besar lagi.

“Saya sebagai dosen melihat budikdamber itu sebagai sesuatu yang simpel, yang gampang saya mengukur keberhasilan mahasiswa dalam melakukan wirausaha. Jadi saya mau lihat dan tahu, andaikan dia bisa melakukan usaha sekecil ini, setidaknya dia pasti akan mengembangkan. Dia akan berpikir sendiri, gak usah diajarkan lagi dia pasti akan komersilkan sendiri, terutama mereka yang berhasil pasti akan berhasil sendiri,” terang Tedy.

Para mahasiswa diberikan waktu dua bulan untuk berbudidaya ikan lele di dalam ember. Tedy akan menilai keberhasilan mahasiswanya dari ikan-ikan lele yang berkembang dan tumbuh dengan sehat.

Tedy berharap, teknik budidaya yang bisa diterapkan oleh siapa saja, termasuk ibu rumah tangga ini, bisa menjadi pemantik bagi masyarakat untuk memajukan usaha budidaya.

“Masa depan agro ini sangat baik sekali, apalagi sesuai dengan potensi keadaan alam di Indonesia. Ditambah lagi jumlah penduduk yang juga cukup banyak. Jadi, sangat luar biasa potensinya,” pungkas Teddy.