Pertanianku — Tahun ini sepertinya membawa kabar gembira bagi petani jagung Indonesia. Produksi jagung yang melimpah membuat negara ini tidak perlu mengimpor bahan baku pakan dan juga salah satu makanan sumber karbohidrat ini. Oleh karena itu, Bulog dikabarkan sedang membangun gudang jagung Bulog di beberapa daerah guna menampung kelebihan petani ini.

Saat ini, hasil panen petani belum sepenuhnya terserap oleh Bulog. Hal ini karena keterbatasan gudang yang dimiliki oleh Bulog. Pembangunan gudang diharapkan mampu meningkatkan daya serap Bulog terhadap hasil panen petani.
Beberapa daerah lumbung jagung yang sedang dibangun gudang baru oleh Bulog antara lain Nusa Tenggara Barat (NTB), Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo. Wilayah sentra jagung ini dipilih untuk memudahkan penyimpanan jagung di titik-titik penghasil jagung.
Jumlah gudang atau silo yang dibangun total sebanyak 10 buah. Satu buah silo setidaknya mampu menampung 3.000—5.000 ton jagung sekaligus. Selain gudang, Bulog juga menargetkan menambah alat pengering jagung.
Pembangunan gudang ini sudah berlangsung sejak 2019 dan diharapkan akan rampung dalam waktu singkat. Dana yang digunakan untuk membangun gudang ini sendiri sudah diluncurkan sejak 2017 silam.
Kini, penyerapan jagung oleh Bulog belum dilakukan secara maksimal. Keterbatasan gudang sedang diatasi dengan pembangunan menyebabkan Bulog hanya mampu menampung 160.000 ton jagung dari petani.
Dengan jumlah jagung sebanyak ini, Bulog meyakini kebutuhan jagung nasional masih dapat terpenuhi. Kementerian Pertanian sendiri pernah mencanangkan produksi jagung nasional dapat menembus angka 33,957 juta ton hingga 2020 mendatang. Jumlah ini sempat turun hingga menjadi hanya 29 juta ton.
Tak hanya pembangunan gudang baru, pengembangan gudang kedepannya juga diharapkan dapat segera menjadi gudang modern. Nantinya, gudang modern ini bisa digunakan untuk menyimpan beberapa jenis komoditas utama seperti beras, kedelai, dan gula.