Bunga Tabebuya, ‘Sakura’ yang Menghias Surabaya

Pertanianku Bunga tabebuya mendadak viral dan banyak dibicarakan setelah mekar dan menghiasi Kota Surabaya, Jawa Timur. Bunga berwarna merah muda ini bermekaran dan menghiasi jalan-jalan utama di Surabaya, biasanya disebut dengan pohon terompet.

Bunga tabebuya
Foto: Google Image

Sebenarnya, habitat asli tabebuya berasal dari daerah dengan iklim kering sehingga memiliki ketahanan hidup tinggi dalam kondisi kekeringan. Kondisi ini sangat sesuai untuk negara tropis dan subtropis, terlebih ketika memasuki atau di penghujung musim kemarau.

Tanaman dari genus Bignoniaceae ini banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Nama tabebuya merupakan singkatan dari ‘tacyba bebuya’ atau berarti ‘semut kayu’ dalam bahasa Brazil.

Pohon yang dikenal dengan bunganya yang indah ini bisa tumbuh hingga ketinggian 15 meter. Bunga tabebuya umumnya berwarna putih, merah, merah muda, dan kuning dengan bentuk terompet sepanjang 5—8 cm ini yang bermekaran secara bergerombol. Riset yang disusun oleh Subbiah Ramalakshmi dan K. Muthuchelian yang dirilis Researchgate mencatat bunga tabebuya bisa diolah menjadi teh untuk mengobati demam.

Pohon ini menghasilkan buah berbentuk tabung mengerucut dengan panjang 10—50 cm dengan jumlah biji yang banyak di setiap buahnya. Setiap biji memiliki sayap yang berfungsi membantu penyebaran tumbuhnya dengan bantuan angin saat buah terbelah. Ukurannya yang tinggi menjulang membuat pohon tabebuya kerap ditanam di sisi jalan dan taman sebagai upaya penghijauan.

Umumnya, bunga tabebuya bermekaran saat musim kemarau hingga menjelang musim hujan. Sejak awal musim berbunga, tabebuya bisa menghasilkan bunga tanpa putus dalam jumlah banyak. Peneliti mencatat tabebuya merupakan jenis tanaman yang mampu tumbuh dan berbunga dengan cepat. Dalam kurun waktu delapan bulan, tabebuya sudah mampu menghasilkan bunga.