Pertanianku – Hanya murai batu jantan yang mempunyai penampilan menarik dan kicauan merdu. Murai batu mempunyai kicauan alami dan “isian”. Secara alami murai batu memang peniru ulung. Di alam ia menirukan kicauan burung di sekitarnya, sementara burung hasil penangkaran biasanya diperdengarkan berbagai rekaman kicauan burung untuk ditirukan.
Murai berkicau untuk berkomunikasi sehingga ada berbagai jenis kicauan berbeda untuk menyatakan maksud yang berbeda-beda pula. Saat birahi, kicauan murai batu biasanya panjang dengan nada naik-turun yang bervariasi cepat. Tujuannya adalah merayu pasangan.
Burung hasil penangkaran biasanya mengeluarkan kicauan manja ketika bertemu pemilik atau orang yang biasa merawatnya. Ketika mendengar suara burung lain, kicauannya lantang pendek-pendek dengan nada rendah sampai sedang. Begitu merasa ada komunikasi, murai batu akan adu kicauan dengan mengeluarkan kicauan panjang dengan nada yang sangat bervariasi. Itulah yang terjadi dalam kontes, ketika puluhan burung di atas gantangan saling tantang dengan yang lain.
Murai batu jantan menembak ketika menantang pejantan lain. Dalam hal itu, murai batu liar banyak mempunyai keunggulan karena terbiasa mempertahankan teritori dari burung atau murai batu jantan yang lain. Itu sebabnya banyak penggemar kicauan lebih menyukai murai batu hasil tangkapan alam. Padahal, sebenarnya murai batu hasil tetasan di penangkaran pun bisa dilatih menghasilkan tembakan dahsyat.
Sumber: Buku Paduan Praktis Pakan Burung Ocehan