Burung Namdur, Satwa Endemik Papua yang Rentan Punah

Pertanianku — Burung namdur merupakan satwa endemik Papua yang memiliki daya tarik berupa keindahan dan kharismanya. Burung ini sudah sejak lama menjadi cikal bakal ide karya seni, motif pada pakaian, dan bahan pemanis topi. Burung ini juga sering menjadi inspirasi lambang nasional termasuk Indonesia. Tak jarang, namdur juga dipelihara di dalam sangkar sebagai burung hias.

burung namdur
foto: Pixabay

Namdur merupakan burung kecil yang berasal dari famili Ptilonorhynchidae yang terdiri atas 20 spesies. Di Indonesia burung ini juga disebut sebagai burung kucing dan hanya terdapat di Australia dan Pulau Papua.

Di Indonesia terdapat sembilan spesies namdur, dua di antaranya merupakan burung endemik Provinsi Papua. Pertama, namdur dahi emas (Amblyornis flavifrons) atau lebih dikenal dengan sebutan golden fronted bowerbird. Kedua, namdur polos (Amblyornis Inornata) yang dikenal dengan nama vogelkop bowerbird.

Saat ini namdur dahi emas dan namdur polos merupakan salah satu dari 557 jenis burung yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 tahun 2018.

Burung kecil ini merupakan pemakan buah dan serangga kecil. Bulu burung ini tidak seindah burung cenderawasih, tetapi kepintaran burung dalam menghiasi sarang menjadi salah satu daya tarik dari burung namdur yang jarang dimiliki burung lain.

Pada musim kawin, namdur jantan akan membangun sarang mereka seindah mungkin. Burung ini akan membangun sarang di atas tanah, tidak seperti burung umumnya yang membangun sarang di atas pohon.

Burung kecil ini mampu membuat sarang dari ratusan ranting kayu kering. Nantinya, ratusan ranting kering tersebut akan disusun menjadi hunian yang nyaman bagi burung untuk kawin. Bahkan, ada burung namdur yang mampu membangun sarang dengan tinggi dan lebar masing-masing 1 meter.

Sarang yang indah termasuk salah satu usaha pejantan untuk menarik perhatian betina. Burung betina akan mengitari seluruh penjuru sarang untuk menilai sarang yang dibangun pejantan.

Sayangnya, burung ini rentan terhadap kepunahan karena perdagangan liar yang masih kerap terjadi. Hal ini disebabkan oleh harga burung namdur sangat menggiurkan di pasaran.