Cabai PaKu, Inovasi Pemkab Kulon Progo untuk Menghidupkan Lahan Tidak Produktif

Pertanianku — Cabai Pantai Kulon Progo (Cabai PaKu) merupakan inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Inovasi ini memanfaatkan lahan yang tidak produktif sehingga dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat.

cabai Paku
foto: pixabay

Luas kawasan yang mencapai 2.000 hektare ini telah disulap menjadi lahan pertanaman cabai. Lahan tersebut terintegrasi dengan pertanaman jagung yang berfungsi sebagai border, tanaman buah, dan tanaman sayuran lainnya.

Inovasi besutan Pemerintah Kulon Progo ini mencakup seluruh aspek dari hulu hingga hilir, mulai dari pemanfaatan teknologi budidaya, pemanfaatan teknologi budidaya, pemanfaatan pasar lelang, peningkatan nilai tambah melalui proses pengolahan hasil, hingga pemberdayaan petani. Inovasi Cabai PaKu berhasil masuk daftar Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2021 dari Kementerian PANRB.

Salah satu pihak yang berperan dalam program pengembangan Cabai PaKu adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati. KWT ini telah berhasil menghasilkan aneka produk turunan cabai. Inovasi produk-produk turunan cabai yang dihasilkan dapat membuat nilai ekonomi komoditas dan daya saing produk meningkat. KWT mengolah cabai yang ditanam di kawasan dekat Bandar Udara Internasional Yogyakarta Kulon Progo yang terkenal berpasir.

KWT Melati mengolah cabai menjadi abon cabai, cabai rawit kering, dan olahan pangan pedas. Sebagian hasil olahan KWT Melati telah masuk di salah satu gerai di Bandar Udara Internasional Yogyakarta Kulon Progo.

Saat mengunjungi Rumah Produksi Pengolahan Hortikultura Cabai KWT Melati, Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, Retno Sri Hartati Mulyandari, menjelaskan, pembangunan hortikultura dilakukan untuk mendukung banyak hal.

“Pembangunan hortikultura dilaksanakan untuk mendukung pencapaian prioritas nasional, penguatan ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas, dan diprioritaskan untuk mendukung 3 program, yakni peningkatan ketersediaan, akses dan konsumsi pangan berkualitas, serta peningkatan nilai tambah dan daya saing industri,” tutur Retno seperti dilansir dari laman hortikultura.pertanian.go.id.

Retno menilai program Cabai PaKu sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Pertanian, yakni peningkatan daya saing dan nilai tambah hasil pertanian.

“Saya sangat berharap KWT Melati dapat mengembangkan usahanya ke pangsa pasar yang lebih beragam dan semoga secepatnya dapat berpartisipasi dalam mendukung ekspor produk olahan hortikultura,” pungkasnya.