Pertanianku – Sebenarnya aplikasi penggunaan cacing sutera pada proses budi daya ikan hias dan konsumsi tidaklah berpengaruh nyata pada kualitas air kolam/ akuarium. Akan tetapi, ada persyaratan khusus yang harus dilakukan sebelum cacing sutera diberikan ke kolam/akuarium. Agar cacing sutera yang diberikan tidak menurunkan kualitas air pemeliharaan, berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan.
- Air dari cacing sutera yang baru ditangkap atau dipanen harus dikurangi dengan menaruhnya ke dalam seser halus, lalu airnya dibiarkan keluar.
- Cacing sutera yang masih bercampur lumpur diletakkan ke dalam wadah dengan permukaan lebar, misalnya baskom besar.
- Campuran tersebut dihamparkan dengan ketebalan sekitar 2—5 cm.
- Tambahkan air kurang lebih setinggi 1 cm, lalu seluruh wadah ditutup rapat dengan plastik/penutup berwarna gelap. Usahakan agar sinar matahari tidak banyak yang masuk ke media tersebut.
- Campuran tersebut didiamkan selama 6—12 jam.
- Setelah didiamkan, wadah tersebut dibuka. Jika berjalan normal, cacing sutera akan terpisah dari lumpur. Cacing sutera berada di bagian atas dan lumpur berada di bagian bawah.
- Cacing sutera hasil panen yang sudah terpisah dari lumpur sebaiknya tidak langsung digunakan untuk pakan ikan. Meskipun sudah bersih dari lumpur, sering kali masih ada bakteri patogen maupun bibit penyakit lainnya yang terbawa oleh cacing.
- Sebelum digunakan, cacing sutera sebaiknya diletakkan di dalam air bersih yang mengalir selama 1—3 hari, tergantung kualitas media hidup cacing sutera. Biasanya cacing sutera yang berkembang pada media hasil fermentasi hasilnya lebih bersih dibandingkan dengan media nonfermentasi.
Belakangan ini mucul permasalahan pada ikan berupa ditemukannya bakteri Aeromonas hydrophila yang sangat banyak di perairan air tawar, terutama lingkungan yang kaya bahan organik. Bakteri ini hidup di lingkungan bersuhu 15—30O C dan pH 5—5,9. Bakteri ini dapat menyerang berbagai jenis ikan air tawar termasuk ikan mas, belut, dan lele yang sering disebut Motile Aeromonas Speticemia (MAS), bahkan dapat menyerang manusia (Hayes, 2000). Jadi, bakteri Aeromonas hydrophila terbawa melalui cacing sutera sangat mungkin terjadi sehingga diperlukan penanganan yang ekstra hati-hati, terutama sebelum diberikan ke ikan. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa media hidup/substrat cacing sutera adalah lingkungan yang kaya akan bahan organik dan sekaligus bisa menjadi tempat hidup bakteri Aeromonas hydrophila. Jadi, jika proses pembersihan cacing kurang sempurna, bisa menyebabkan ikan terserang bakteri ini.
Kondisi tersebut bisa semakin parah jika cacing berasal dari alam karena cenderung mengakibatkan ikan sakit, bahkan kematian massal. Timbulnya penyakit disebabkan oleh bahan pencemar yang tidak sengaja terbawa oleh cacing sutera. Bahkan, bahan organik tercemar tersebut bisa pula mengandung jamur yang bisa menyerang ikan kapan saja.
Langkah yang biasanya dilakukan oleh para breeder sebelum cacing sutera diberikan ke ikan adalah mencucinya terlebih dahulu dan merendamnya ke dalam air yang sudah diberi larutan methylene blue. Namun, berdasarkan CBIB (Cara Berbudidaya Ikan yang Baik) penggunaan bahan-bahan kimia seperti methylene blue disarankan tidak dipakai lagi, kecuali untuk ikan hias. Apabila diberikan secara terus-menerus pada ikan konsumsi, dikhawatirkan dapat membahayakan manusia yang mengonsumsi ikan tersebut dalam jangka panjang. Jadi, untuk mendapatkan cacing sutera yang baik dan berkualitas, tentu saja sebaiknya diproduksi sendiri.
Sumber: Buku Cacing Sutera