Pertanianku — Selada dikenal sebagai tanaman sayur yang mudah dibudidayakan di daerah beriklim sedang ataupun daerah tropika. Produksi selada diperkirakan dapat mencapai tiga juta ton setiap tahunnya. Beberapa jenis selada sengaja dibudidayakan untuk menyerap kebutuhan selada. Salah satunya adalah jenis selada kepala.
Lactuca sativa merupakan satu-satunya spesies tanaman asli lembah Laut Tengah ini yang dibudidayakan. Spesies lain masih tumbuh, namun tidak dikonsumsi secara massal. Selada liar memiliki ciri-ciri daun dan batang yang berduri, tidak membentuk kepala, dan daunnya terasa pahit karena mengandung banyak getah.
Sementara, jenis selada budidaya sendiri terbagi dalam empat kelompok, yaitu capitata, longifolia, crispa, dan asparagina. Dari keempat kelompok tersebut, capitata atau selada kepala merupakan kelompok yang banyak dibudidayakan. Varietas ini pun terbagi lagi mejadi dua jenis, yaitu selada kepala renyah dan selada kepala mentega.
Selada kepala renyah
Selada ini memiliki susunan daun yang melingkar dan rapat berimpitan membentuk roset. Setelah roset awal terbentuk, daun selada saling tumpang tindih memerangkap daun baru. Kepala selada lama-kelamaan jadi semangat padat dan bentuknya menjadi hampir bulat.
Jika kepala sangat padat dan besar, bagian kepala bisa pecah. Biasanya, daun bagian dalam yang baru tumbuh akan mengerut untuk menyesuaikan lingkungan. Sementara, daun bagian luarnya menjadi lebih pahit dan terlalu matang. Jika rasanya dibandingkan, daun bagian dalam akan lebih renyah.
Warna daun semakin ke bagian luar semakin tua, dan bagian dalamnya berwarna lebih muda. Selada kepala renyah yang baru dipanen harus dijaga kualitas daya simpan dan daya angkut ke tempat yang dibutuhkan. Penting bagi selada ini untuk sampai di tangan konsumen masih dalam keadaan segar dan renyah.
Selada kepala mentega
Nama lain selada jenis ini adalah selada kubis. Jenis ini paling banyak ditanam dan dikonsumsi. Selada kepala mentega menjadi favorit konsumen karena aroma dan tekstur daun selada yang lembut.
Bentuk tanaman ini lebih kecil, berbentuk agak gepeng dan menghasilkan kepala yang kurang padat jika dibandingkan dengan selada kepala renyah. Daun selada jenis ini lebar, berlipat dan lebut, dan teksturnya berminyak agak lunak.
Selada jenis ini punya dua tipe utama. Pertama, selada hari-netral, yaitu memiliki ciri kepala yang agak padat. Tipe kedua adalah selada hari-pendek dengan ciri bentuk kepala yang lebih kecil dan kurang padat namun terliungi.
Selada kepala mentega lebih rawan rusak karena daya simpan dan keterangkutannya tidak sebaik selada kepala renyah.
Sebenarnya, ada satu jenis kultivar selada batavia, yaitu selada yang memiliki sifat pertengahan antara selada kepala renyah dan kepala mentega.