Pertanianku — Kroto merupakan telur yang dihasilkan oleh semut rangrang (Oecophylla). Telur semut rangrang ini digunakan sebagai pakan burung yang harganya cukup menjanjikan dan cenderung stabil sekitar Rp150.000—Rp200.000 per kilogram.

Meskipun harganya terbilang tinggi, persediaan yang tersedia di pasaran masih terbatas. Padahal, permintaan kroto terus mengalami kenaikan.
Tingginya harga kroto dan permintaan di pasaran membuat sebagian masyarakat tertarik untuk melakukan ternak kroto sendiri. Selain itu, untuk menernakkan telur binatang ini terbilang cukup mudah apabila Anda telah memahami dengan baik caranya.
Sebelum memulai beternak, siapkan terlebih dahulu berbagai kebutuhan seperti kandang, rak, media sarang, bibit, dan pakan.
Kandang dan rak
Kandang yang digunakan untuk berternak harus merupakan kandang yang tertutup agar melindungi para koloni dari paparan sinar matahari secara langsung. Para koloni semut sangat rentan terhadap paparan sinar matahari bahkan dapat menyebabkan kematian. Selain itu, kandang yang tertutup juga berfungsi melindungi semut dari suara bising dan lalu lalang manusia yang dapat mengganggu kenyamanan semut untuk memproduksi kroto.
Ukuran kandang tertutup adalah panjang 5 m, lebar 4 m, dan tinggi 3 m. Ukuran kandang tersebut dapat menampung 5—6 rak yang berukuran 1,5 m × 0,5m × 1,5 m.
Kerangka rak dapat terbuat dari kayu, kaso, atau dari bahan besi. Rak berfungsi untuk menampung pipa-pipa paralon atau media sarang lainnya.
Rak dan kandang harus bersih dan bebas dari kotoran serta binatang pengganggu seperti semut dan tikus. Kaki rak diberi alas kaleng yang berisikan oli. Hal ini bertujuan untuk mencegah semut tidak kabur.
Media sarang
Media sarang menjadi penentu keberhasilan semut dalam menghasilkan telur. Media sarang harus sesuai dengan karakteristik semut. Semut rangrang sangat menyukai tempat yang bersih dan tidak terkontaminasi dengan jamur.
Bentuk media semut sebaiknya seragam (bulat) dan memiliki ukuran yang sama. Media juga harus mampu menopang koloni secara kokoh. Semut akan bertelur di media sarang yang memiliki suhu berkisar 23—27 °C.
Salah satu media yang paling sering digunakan dan cukup sesuai dengan karakteristik semut adalah pipa pvc (paralon). Pipa paralon disusun berbaris dan saling merapat antara pipa yang satu dan lainnya.
Menebar bibit
Waktu yang baik untuk menebar bibit dilakukan pada pukul 07.00—08.00 atau pukul 20.00 dengan jumlah bibit yang tidak terlalu padat.
Menyiapkan pakan dan minum
Pakan yang digunakan adalah ulat hongkong yang memiliki kandungan nutrisi serta lemak. Untuk air minum dapat menggunakan air gula yang terbuat dari gula pasir yang dilarutkan di dalam 200 ml air matang sebagai sumber karbohidrat.