Pertanianku — Budidaya cabai rawit ternyata tak hanya bisa dilakukan dengan sistem konvensional atau hidroponik, tapi juga bisa dengan sistem akuaponik. Namun, sayang masih ada sebagian orang yang belum mengetahui caranya.

Budidaya cabai rawit akuaponik ini penanaman bibit/benih dilakukan pada gelas plastik bekas air mineral (netpot) yang telah dilubangi. Media tanamnya menggunakan pecahan genting atau pecahan tegel rumah yang sudah dijadikan potongan-potongan kecil.
Media tanam yang berada di dalamnya terbilang amat terbatas karena gelas plastik yang dipakai ukurannya kecil. Untuk sumber nutrisi bagi tanaman cabai rawit, air dari kolam ikan yang berada di bawahnya dipompa ke atas dan dialirkan melalui jaringan pipa paralon/PVC dengan diameter 3 inci yang diletakkan di atas kolam ikan.
Penanaman
Bibit cabai rawit disemai terlebih dulu di atas media tanah. Bijinya dapat diambil dari sisa cabai rawit sewaktu masak di dapur. Bibit cabai rawit yang sudah berusia kira-kira 1 minggu dan mulai tumbuh daun, lalu dipindahkan ke media berisi pecahan genting.
Ketika pemindahan berlangsung, akar tanaman cabai rawit bersih dari media tanah. Oleh karena itu, awal pertumbuhannya relatif lambat lantaran mesti banyak melakukan adaptasi dengan media pecahan genting. Untuk itu, Anda bisa mencobanya dengan menyertakan media tanah yang lebih banyak masih menempel pada akarnya agar tanaman cabai rawit muda ini dapat tumbuh lebih cepat.
Perawatan
Penambahan pupuk bisa diterapkan pada tanaman cabai rawit yang ditempatkan pada pot dari gelas plastik bekas air mineral ini. Sebab, tumbuh di media dengan kandungan unsur haranya yang terbatas.
Sisa lumpur kolam dan pupuk kompos atau pupuk organik jadi pupuk tambahan yang diisikan pada sisa ruang yang masih tersisa di atas pecahan genting. Hujan yang relatif deras bisa melarutkan pupuk tambahan ini. Dengan demikian, pupuk kompos bisa ditambahkan ulang secara berkala.
Aneka jenis tanaman cabai memang lebih sulit dalam perawatannya karena banyak hama dan penyakit, khususnya daun yang keriting dibandingkan dengan tanaman lain. Cabai rawit yang berdaun keriting akan terhambat pertumbuhannya sehingga sulit besar (kerdil).
Pemanenan
Panen bisa dilakukan pada usia 2,5—3 bulan dihitung sejak tanam. Pemanenan dapat dilakukan sampai tanaman cabai berumur 6 bulan dan fase panennya sampai 15—18 kali dalam 1 kali tanam. Sebaiknya panen dilakukan pada pagi hari dengan cara memetik buah dan tangkainya. Buah yang baik berbentuk padat berisi dan ramping serta rasanya pedas dan di pasar dihargai lebih mahal.