Cara Budidaya Ikan Baronang

Pertanianku Ikan baronang merupakan salah satu biota laut yang banyak diminati oleh masyarakat karena rasa daging yang lezat. Di Indonesia terdapat 7 spesies ikan baronang, yaitu Siganus javus, S. argentimaculatus, S. vermiculatus, S. guttatus, S. spinus, S. rivulatus, dan S. cabaliculatus. Di antara 7 jenis baronang tersebut, S. guttatuts dan S. canaliculatus merupakan jenis baronang yang tahan terhadap perubahan kondisi dan stres.

ikan baronang
foto: Oleh jon hanson on flickr. – https://www.flickr.com/photos/jonhanson/90793548/, CC BY-SA 2.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=1747968

Ciri-ciri dari ikan ini adalah tubuhnya yang pipih lateral (compressed) yang dilindungi sisik sikloid kecil-kecil. Linea-lateralis sederhana, mulut kecil posisinya terminal. Rahangnya memiliki gigi-gigi yang kecil. Pada bagian punggungnya dilengkapi dengan subah yang tajam mengarah ke depan. Tubuhnya berwarna keperakan di bagian punggung. Sementara, pada bagian perut dan dada berwarna putih, tergantung jenisnya.

Baronang bisa hidup di perairan payau dan laut di daerah triis. Salinitas terbaik untuk menginkubasi telur baronang adalah 10—51 ppt. Sementara, salinitas yang menunjang pertumbuhan larva ikan yang masing mengandung kuning telur adalah 14—37 ppt. Ikan ini bisa dibudidayakan dalam keramba jaring apung dan tambak. Benihnya ditempatkan dalam keramba berukuran 2 m × 2 m × 2 m yang bermata haring 12—25 mm.

Sayangnya, penyediaan benih baronang masih sangat terbatas sehingga ini menjadi kendala terbesar para pembudidaya. Benih baronang masih didapatkan dari alam. Pada musim tertentu, benih S. canaliculatus banyak terdapat di perairan pantai pada lokasi tertentu, seperti di daerah Sulawesi Selatan.

Benih yang digunakan untuk ditebarkan dalam keramba sebesar 30—50 gram/ekor dengan kepadatan keramba 250 ekor/m2. Benih berukuran 1—3 gram/ekor bisa didederkan dalam keramba bermata haring 22 mm dengan kepadatan 300—500 ekor/m3. Peternak membutuhkan waktu 2 bulan utnuk mendederkan benih hingga mencapai ukuran 30—50 gram.

Pakan yang digunakan dalam budidaya baronang adalah pakan buatan (pelet) dengan dosis 3—5 persen dari bobot badan. Pakan tersebut diberikan sebanyak 3 kali sehari, pada pagi, siang, dan malam hari.

Ikan ini rawan terserang parasit jenis dinoflagelata, yaitu Amyloodinium ocellatum. Organ yang biasa diserang adalah insang dan kulit. Ikan yang terserang biasanya akan terlihat berenang megap-megap di permukaan air. Penyakit ini bisa disembuhkan dengan perendaman dalam larutan formalin 200 ppm.

Baronang sudah bisa dipanen setelah mencapai ukuran 300—400 gram/ekor dengan waktu pemeliharaan selama 3—4 bulan. Panen dilakukan seperti memanen ikan lainnya pada KJA (keramba jaring apung).