Pertanianku — Tanaman tebu merupakan salah satu komoditas pangan penting yang banyak diperlukan manusia karena menghasilkan cairan yang bisa dijadikan gula. Cara budidaya tebu perlu diketahui sebelum Anda memutuskan untuk menanamnya, terutama sebagai ladang penghasilan.

Budidaya tebu sangat bergantung pada iklim dan cuaca. Tebu akan tumbuh dengan sangat baik di daerah beriklim panas dengan suhu 25—28°C dan memiliki curah hujan 100 mm/tahun.
Jenis tanah yang paling baik untuk ditanami tebu antara lain jenis alivial, regosol, podsolik, atau mediteran. Kandungan pH dalam tanah yang paling baik ialah antara 6,4—7,7. Hal ini penting dalam teknik budidaya agar bisa menghasilkan tebu yang baik. Selain itu, Anda juga perlu memerhatikan hal-hal berikut ini.
- Mempersiapkan lahan dan memilih bibit tebu
Tanah yang akan ditanami tebu perlu dipersiapkan dengan dua cara, yaitu dibajak dan reynoso. Proses pembajakan bertujuan menggemburkan tanah yang kering. Sementara, proses reynoso dilakukan pada area yang mengandung banyak air.
Bibit tebu yang bisa digunakan ada 4 macam, yaitu bibit pucuk, bibit batang muda, bibit rayungan, dan bibit siwilan. Bibit pucuk diambil dari tebu yang berumur 12 bulan dengan mengambil 2—3 tunas muda dengan panjang 20 cm. Bibit batang muda berasal dari tebu yang berumur 5—7 bulan. Bibit rayungan adalah bibit tebu yang diambil dari pucuk tebu yang sudah mati.
- Proses penanaman dan waktu penanaman tebu
Waktu yang paling tepat untuk memulai penanaman tebu adalah saat cuaca cerah, yaitu antara Oktober sampai Desember. Teknik menanam tebu yang baik adalah menggunakan setek yang mempunyai 8—9 mata tunas dengan jarak 1 meter tiap setek. Tiap setek ditanam pada juringan dengan kedalaman 1,25—1,35 meter.
- Perawatan
Perawatan tanaman tebu meliputi penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemupukan, serta penanganan hama dan penyakit. Penyiraman sebaiknya dilakukan setelah proses pemupukan dan paling lama adalah 3 hari setelah pemupukan.
Sementara itu, penyulaman perlu dilakukan untuk mengganti pohon atau bibit tebu yang tidak tumbuh dengan baik. Proses ini dilakukan pada bibit bagal yang berumur 2—4 minggu dan bibit rayungan yang berumur 2 minggu.
Proses penyiangan dapat dilakukan dengan mencangkul dan memotong gulma yang mengganggu. Proses memupuk dilakukan dengan menggunakan pedoman pemupukan P3GI. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk ZA, SP36, dan KCL. Pemupukan diberikan secara bertahap dan menyesuaikan kebutuhan tanaman tebu juga lahan.
Sementara itu, hama yang paling sering menyerang tebu, terutama pada masa pembibitan adalah ulat penggerek. Untuk mencegahnya, perlu dipilih varietas tebu yang tahan hama. Selain itu, bisa juga menggunakan predator alam, yaitu Trichogama sp dan lalat jatiroto. Atau, dengan menyemprotkan Thiodan 35 EC.