Cara Melakukan Pemupukan Organik yang Terukur

Pertanianku­ — Pemupukan organik yang terukur adalah pemupukan yang dilakukan dengan menggunakan pupuk organik yang sudah ditentukan kandungan komponennya. Seperti penggunaan pupuk NPK organik dengan nutrien yang terukur (10-3-2).

pemupukan organik
foto: pertanianku

Pemberian pupuk organik bertujuan menyediakan nutrisi serta memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemupukan nitrogen, memperbaiki kinerja fisiologi tanaman dan mikroba di dalam tanah, serta membuat produksi tanaman menjadi lebih optimal.

Biasanya untuk menyediakan sumber nitrogen membutuhkan penggunaan pupuk konvensional dalam jumlah yang cukup besar. Namun, jika menggunakan pemupukan organik yang terukur, dapat membuat volume penggunaan pupuk menjadi lebih kecil.

Sebenarnya, prinsip pemupukan organik yang terukur tidak berbeda dengan pemupukan kombinasi antara pupuk kompos/kandang dan pupuk anorganik, atau hanya pupuk anorganik. Pemberian pupuk dilakukan secara bertahap tidak bisa langsung diberikan ke tanah.

Sebelum diberikan pupuk, tanah harus diberi larutan humus terlebih dahulu, baik pada hamparan maupun lubang tanam yang diberikan dengan cara disempur secara merata. Hal ini dikarenakan proses pengomposan cepat tidak terbentuk senyawa humus. Larutan humus berfungsi untuk menggantikan peran pupuk dasar kompos atau pupuk kandang.

Secara umum, berikut manfaat larutan humus.

  1. Memperbaiki struktur dan kesuburan tanah.
  2. Meningkatkan kelembapan tanah dan memperbaiki keasaman tanah (pH).
  3. Meningkatkan efisiensi penyerapan hara/nutrien dan memaksimalkan penyerapan unsur mikro.
  4. Mencegah hilangnya unsur hara mikro karena sifatnya sebagai senyawa khelat.

Untuk komoditas sayuran, seperti bawang, tomat, cabai, kubis, selada, buncis, kentang, dan lain-lain, volume penggunaan larutan humus adalah 100 liter/hektare dengan konsentrasi 200 ppm. Untuk komoditas buah-buahan, baik yang ditanam di dalam tabulampot ataupun yang di lahan, volume penggunaan sebesar 100—120 liter/hektare dengan konsentrasi 200 ppm.

Tanaman palawija seperti padi, jagung, kedelai, dan lain-lain menggunakan volume larutan humus sebesar 120—150 liter/hektare, tanaman perkebunan seperti cengkih, vanili, kopi, cokelat, pala, kelapa sawit, kelapa hibrida, dan lain-lain menggunakan volume larutan humus sebesar 100—120 liter/hektare. Sementara, untuk penggunaan pada media tanam seperti cocopeat, gambut, dan sekam, larutan humus yang digunakan sebanyak 100 liter/m3 media.