Pertanianku— Limbah sayur sudah terkenal sebagai salah satu bahan organik yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik. Pemanfaatan limbah sayur ini sangat berguna untuk mengurangi penumpukan sampah. Apalagi, di kawasan pasar yang biasanya membiarkan sampah bekas sayuran layu dan tidak laku terjual membusuk.

Pengolahan ini juga dapat menjaga kelestarian lingkungan karena limbah tidak membusuk begitu saja dan menyebabkan banyak lalat berdatangan.
Limbah sayuran tersebut dapat Anda olah menjadi pupuk organik cair yang dicampur dengan limbah organik lain, seperti limbah ternak sapi, ayam, dan lain-lain dengan cara fermentasi. Cara pengolahannya terbilang cukup mudah, Anda bisa membuatnya dalam skala kecil ataupun skala besar jika jumlah limbah sayuran yang tersedia sangat banyak.
Berikut ini cara mengolah limbah sayuran menjadi pupuk organik.
Bahan-bahan:
- Limbah sayuran
- Limbah ternak
- 50 ml EM4 dengan konsentrasi 5 persen
- 950 ml air
Cara membuat:
- Potong kecil-kecil sayuran menjadi sekitar 2—5 cm.
- Masukkan sayuran ke gentong atau wadah yang sudah dirancang anaerob.
- Tambahkan limbah ternak dengan perbandingan antara limbah sayuran dan limbah ternak sekitar 3:1.
- Siapkan wadah lain, campurkan larutan EM4 dengan konsentrasi 5 persen dengan 950 ml air.
- Masukkan cairan ke gentong atau wadah dengan perbandingan bahan organik dengan larutan EM4 yang sudah dicampur air sekitar 1:1.
- Tutup rapat gentong dengan penutup yang sudah diberikan lubang dan dipasangkan selang. Bagian ujung selang tersebut dimasukkan ke botol. Proses fermentasi harus berlangsung secara anaerob.
- Lakukan pembalikan setiap 2 hari sekali.
- Proses fermentasi akan berlangsung selama 25—30 hari.
- Pupuk yang sudah matang ditandai dengan tidak ada lagi gelembung yang keluar dari gentong.
- Saring cairan dan pupuk organik sudah bisa digunakan.
Anda bisa menggunakan pupuk cair ini untuk menghemat modal usaha sehingga pendapatan yang akan didapatkan jauh lebih besar. Selain itu, produk sayuran yang dihasilkan jauh lebih sehat karena pupuk tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat meninggalkan residu.