Cara Membeli Bibit Buah Naga yang Tepat

Pertanianku — Sebelum mulai bertanam, Anda harus mempersiapkan bibit yang akan ditanam. Bibit tersebut bisa dibeli atau ditumbuhkan sendiri dengan beberapa cara. Membeli bibit buah naga merupakan langkah praktis untuk Anda yang tidak menguasai teknik perbanyakan pohon. Namun, saat membeli Anda harus mengetahui beberapa hal agar mendapatkan bibit yang berkualitas dan bisa menghasilkan buah yang banyak.

membeli bibit buah naga
foto: pixabay

Membeli bibit biasanya dilakukan oleh para hobiis, terkadang juga dilakukan oleh para pengusaha atau petani buah. Bibit yang dibeli biasanya sudah memiliki pertumbuhan yang lebih seragam dibanding bibit yang dibuat sendiri. Dengan catatan, bibit yang digunakan berkualitas. Oleh karena itu, bagi hobiis, serta pengusaha atau petani buah, wajib tahu cara memilih bibit buat naga yang benar.

Sebaiknya, beli bibit pohon langsung di tempat budidaya yang sudah tepercaya atau di toko pertanian yang sudah terjamin. Pasalnya, bibit menjadi cikal bakal kehidupan pohon yang akan Anda tanam. Ibaratnya menanam modal, bibit menjadi modal awal yang akan Anda pelihara selama beberapa waktu untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Berikut ini kriteria bibit buah naga yang baik:

  1. Berwarna hijau kebiruan atau hijau gelap.
  2. Penampilan fisik kekar dan keras serta tampak tua.
  3. Ukuran yang ideal untuk bibit setek batang adalah 50—80 cm dengan diameter batang mencapai 8 cm.
  4. Ukuran ideal bibit setek batang adalah 20—30 cm dan diameter 4—5 cm. Jika Anda menggunakan bibit dari ukuran ini, tanaman sudah mulai akan belajar berbuah pada umur 8—10 bulan.
  5. Jika menggunakan bibit asal biji, pindahkan bibit ke lahan jika sudah berukuran 10 cm. Penanaman bibit asal biji dilakukan dengan bantuan ajir untuk menopang percabangan baru.

Kebutuhan banyaknya bibit untuk penanaman satu hektare lahan berbeda-beda. Hal ini bergantung pada sistem tanam buah naga yang Anda gunakan.

Sistem penanaman tunggal dengan jumlah tiang yang mencapai 1.600 tiang. Setiap satu tiang ditanami sebanyak empat bibit sehingga total bibit yang dibutuhkan sebanyak 6.400 bibit.

Sementara, sistem penanaman double rowing membutuhkan jumlah bibit yang lebih banyak sekitar 10.400 bibit. Jumlah tersebut didapatkan dari panjang setiap baris tanaman pada lahan seluas satu hektare sekitar 80 m.