Pertanianku — Anda bisa membuat bibit tomat sendiri dari biji, tetapi ada banyak langkah yang perlu Anda perhatikan agar bibit tomat dapat tumbuh. Hal pertama yang perlu Anda perhatikan saat membuat bibit tomat sendiri adalah memperhatikan tanaman induk. Tanaman induk harus kuat, sehat, dan tingkat pertumbuhannya bagus. Buah tomat yang akan dipanen menjadi benih sebaiknya ditandai karena buah harus dipanen saat benar-benar masak.

Buah tomat yang sudah masak dapat dikenali ketika Anda menekan buah, akan terasa sedikit lembek tapi tidak busuk. Buah yang masih muda memiliki benih yang muda juga sehingga tidak bisa berkecambah. Begitu pun dengan buah yang matang, benih di dalamnya juga sudah matang.
Sebelum ditanam atau disimpan, benih yang sudah dipanen perlu diberikan perawatan seperti di bawah ini.
Pencucian biji
Pisahkan biji dan daging daging buah, lalu kumpulkan semua benih di dalam wadah yang sudah terisi air. Diamkan biji selama beberapa hari hingga muncul busa di permukaan air. Cuci biji hingga semua daging buahnya benar-benar terpisah. Setelah itu, sebar biji di atas plat plastik, kayu, atau logam untuk diangin-anginkan di bawah naungan.
Pengeringan benih
Pengeringan merupakan proses yang sangat penting, apalagi untuk benih yang akan disimpan. Proses pengeringan yang tidak sempurna dapat menyebabkan benih membusuk ketika disimpan. Pengeringan biji bisa dilakukan di atas wadah yang rata agar benih dapat disebar. Untuk mencegah benih terbang terbawa angin, Anda perlu memberikan perlindungan ekstra.
Keringkan benih dengan cara diangin-anginkan di tempat teduh atau di dalam ruangan selama dua hari. Selanjutnya, benih dikeringkan di bawah terik matahari selama setengah hari, lalu masukkan benih pada malam hari. Benih yang berukuran kecil umumnya membutuhkan waktu selama 1 minggu hingga kering, sedangkan yang berukuran besar pengeringan berlangsung 1–2 minggu.
Penyimpanan
Biasanya, tidak semua benih bisa digunakan dalam satu periode tanam. Itu sebabnya Anda perlu tahu cara menyimpan benih yang benar. Benih bisa disimpan di dalam wadah kaca yang memiliki penutup. Benih yang bisa disimpan harus benar-benar kering. Pengujian kekeringan benih bisa dilakukan dengan cara menggigitnya secara perlahan. Bila benih terasa keras dan tidak meninggalkan bekas gigitan, benih tersebut berarti sudah kering dan bisa disimpan.