Pertanianku— Eco enzyme merupakan hasil fermentasi dari limbah dapur organik. Hasil fermentasi tersebut menghasilkan alkohol dan asam asetat yang bersifat disinfektan dan bisa diaplikasikan pada tanaman karena mengandung karbohidrat (gula).
Sisa daging dengan sampah sayuran memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu, Anda perlu memisahkan terlebih dahulu sampah sisa sayur dan buah dari sampah-sampah organik lainnya. Daging lebih mudah membusuk dan menghasilkan pathogen pada suhu yang tidak teregulasi.
Proses fermentasi tersebut berlangsung selama tiga bulan. Pada bulan pertama proses fermentasi akan menghasilkan alkohol, kemudian bulan selanjutnya (kedua) menghasilkan cuka, dan bulan ketiga proses fermentasi baru menghasilkan eco enzyme.
Eco enzyme sudah bisa dipanen setelah di bulan ketiga. Caranya, gunakan kain yang sudah tidak terpakai untuk menyaring larutan, Anda juga bisa menggunakan saringan. Setelah itu, sisa atau ampas masih bisa Anda gunakan untuk starter (mempercepat proses pembuatan eco enzyme selanjutnya), membantu proses penguraian di dalam septictank jika dimasukkan ke toilet, dan digunakan sebagai kompos.
Berikut ini rangkaian cara pembuatan eco enzyme yang bisa Anda lakukan sendiri di rumah.
Bahan-bahan:
- Sampah organik (misalkan 300 gram kulit buah)
- Gula100 gram
- Air 1 liter
Cara membuat:
- Blender semua bahan organik hingga halus, kemudian tuang ke dalam botol.
- Campurkan gula dan air, kemudian simpan di tempat yang kering dan sejuk dengan suhu di dalam ruangan.
- Biarkan selama 3 bulan dan buka penutupnya setiap hari pada dua minggu pertama. Hal ini karena gas pada minggu pertama masih tinggi. Setelah itu, penutup dibuka 2—3 kali sehari, lalu menjadi seminggu sekali.
- Kadang terlihat ada lapisan putih di bagian permukaan larutan. Jika cacing muncul, tambahkan gula segenggam lalu aduk rata dan tutup kembali.
- Setelah tiga bulan, saring eco enzyme dengan kain kasa atau saringa
Eco enzyme sebaiknya dibuat dengan menggunakan wadah yang bisa mengembang. Warna eco enzyme yang ideal adalah cokelat gelap. Jika larutan berubah menjadi hitam, tambahkan gula dalam jumlah yang sama untuk memulai proses fermentasi kembali. Jika ada lalat atau cacing di dalam wadah, biarkan saja karena hewan tersebut akan larut secara alami oleh reaksi kimia.