Cara Membuat Kompos dari Limbah Kulit Kakao

Pertanianku— Bagian yang paling sering dimanfaatkan dari buah kakao adalah daging buah dan keping biji. Sementara itu, bagian kulit kakao lebih sering digunakan untuk kepentingan lain atau justru malah berakhir menjadi limbah yang tidak terolah.

kulit kakao
foto: Pertanianku

Tahukah Anda bahwa 61 persen nutrien di dalam buah kakao justru tersimpan di kulit buah kakao. Kulit buah ini dapat digunakan sebagai pakan ternak pengganti jagung, bahan baku biogas sumber pectin, dan diolah menjadi kompos yang dapat memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman. Di dalam kulit buah ini terkandung mineral yang cukup tinggi, khususnya unsur hara kalium dan nitrogen.

Kompos dari limbah kulit kakao dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas fisik, biologi, dan kimia media tanam. Bokashi kulit kakao mengandung N total 1,30 persen, C-organik 33,71 persen, P2O5 5,5 persen, CaO 0,23 persen, MgO 0,59 persen, dan pH sekitar 5,4.

Sementara itu, kompos organik dari kulit buah kakao mengandung unsur hara N 1,81 persen, C-organik 26,61 persen, P2O5 0,31 persen, K2O 6,08 persen, CaO 1,qq persen, MgO 1,37 persen, dan KTK 44,85 cmol/kg.

Kompos tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan produksi buah kakao hingga mencapai 19,48 persen. Pembuatan kompos sangat bergantung pada kondisi bahan yang dikomposkan, aktivator pengomposan yang digunakan, dan metode pengomposan yang dipilih. Namun, pada dasarnya kompos ini sangat mudah dibuat.

Bahan-bahan:

  • Kulit buah kakao 300 kg
  • EM 4 80 ml
  • Gula merah 300 gram
  • Air 20 liter
  • Kotak pengomposan
  • Cangkul
  • Parang
  • Ember
  • Gembor
  • Handsprayer
  • Ayakan
  • Meteran
  • Terpal
  • Karung

Cara membuat:

  • Cacah kulit buah dengan mesin pencacah hingga berukuran 2—5 cm.
  • Masukkan hasil cacahan tersebut ke kotak pengomposan.
  • Pada wadah lain, siapkan larutan EM4 sebanyak 80 ml, gula merah 300 gram, dan 20 liter air, lalu campur hingga merata.
  • Siramkan larutan tersebut ke dalam kotak pengomposan, lalu aduk hingga merata.
  • Tutup kotak pengomposan.
  • Lakukan pengadukan setiap minggu selama proses pengomposan masih berjalan.
  • Setelah kompos matang, lakukan pengayakan sebelum diaplikasikan.

Kompos yang telah matang tidak akan mengeluarkan bau aneh, berwarna gelap (hitam), tidak lengket, dan bertekstur remah.